Chapter 35: Beyond The Sky

8.6K 982 481
                                    

Yukina takkan pernah lupa malam natal di bulan Desember yang telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yukina takkan pernah lupa malam natal di bulan Desember yang telah berlalu. Salju turun lebat kemudian jatuh lemah, mengendap menutupi jejak langkah terseok-seoknya yang kian berat. Seakan ada rantai pembeban yang mengikat kakinya hingga tak mampu berjalan lagi.

Putih bersih seperti salju pada normalnya adalah warna yang Yukina harapkan untuk dilihat. Namun sayang, matanya yang tidak buta warna justru menangkap cairan merah meresap ke gundukan salju di tanah. Semua berasal dari tubuh tiga orang yang terbujur kaku dengan luka menganga lebar nan mengerikan.

"Jadilah hero dalam kisah hidupmu sendiri, Yukina."

Kalimat bernada parau itu tertangkap telinga Yukina saat duduk bersimpuh di dekat sang pembicara. Pipinya tersentuh tangan kekar, dingin dan berdarah. Terasa sebuah ibu jari menyapu lembut setitik air yang mengalir di sana.

Sejenak Yukina merasa dunianya berhenti berputar. Dalam keheningan yang pilu itu, kepalanya menelungkup ke dada lawan bicara. Butiran salju tertahan melayang di udara, berhenti sepenuhnya. Sama seperti detak jantung orang itu yang tak berdenyut lagi.

"Maaf."

Mata Yukina refleks terbuka penuh keterkejutan. Hal pertama yang dia lihat adalah tetesan air mata bertitik di meja biru semikeabu-abuan yang berjarak kurang dari satu jengkal darinya. Kedua tangannya terlipat, menahan kepalanya yang menelungkup di meja.

'Lagi-lagi mimpi buruk....'

Yukina tertidur di kelas. Lagi.

"WAKE UP YOU, LAZYUKINA! YEAAAAAH~!!!"

Teriakan Present Mic yang dibantu quirk Voice-nya menghempaskan Yukina kembali ke dunia nyata. Bisa-bisanya Yukina tertidur pada jam pelajaran Bahasa Inggris yang diampu sensei paling gembredek alias berisik seU.A.. Nahasnya, dia tidak membawa penyumbat telinga hari ini.

Satu kelas menutup telinga, tidak ingin tuli di usia muda. Sementara Yukina yang terbangun mengucek matanya, seolah-olah masih mengantuk padahal sebenarnya menutupi matanya yang berair.

"Apa sudah waktunya pulang?" tanya Yukina polos. Semua orang terkejut mendengarnya. Sudah molor di kelas, bukannya minta maaf malah tanya jam pulang. Murid greget.

"Hey! Sekarang pukul 08.45, kelas baru dimulai lima menit lalu!" jawab Present Mic kesal. Jarinya menunjuk Yukina yang berwajah datar tanpa dosa. "Ya ampun. Kalau kau tidak niat sekolah, pulang saja sana!"

Begitu Present Mic selesai berucap, Yukina langsung bangkit dan menyelempangkan tas sekolahnya. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia berjalan santai keluar kelas. Yukina tidak peduli semua orang syok dengan mulut menganga lebar, bahkan Present Mic sampai jatuh menggubrak.

"ASTAGHFIRULLAH! DIA BENERAN PULANG, WOI!"

"ASTAGHFIRULLAH! DIA BENERAN PULANG, WOI!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dᴀʀᴋ Lɪɢʜᴛ [ʙɴʜᴀ × ᴏᴄ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang