Chapter 4: U.A High School

13.3K 1.4K 360
                                    

Kabar perekrutan All Might sebagai guru di U

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar perekrutan All Might sebagai guru di U.A telah menyebar dengan cepat. Media massa langsung terjun ke U.A dan menyebabkan keributan berhari-hari. Bahkan Aizawa dan Yukina yang berangkat lebih awal pun tidak luput dari kejaran wartawan.

Mendokusai.. Ini sekolah pahlawan atau konferensi pers, sih?” gumam Yukina sweatdropped. Dia bergegas masuk gerbang dan mengabaikan semua kamera yang menyorot ke arahnya. Sama seperti Aizawa, Yukina juga membenci media. Mereka memang paling anti menjadi pusat perhatian.

Seorang wartawan wanita menghampiri Yukina. “Permisi! Apa pendapat Anda tentang All Might yang menjadi guru?” tanyanya sambil terus berjalan mengikuti Yukina.

‘Ngantuk sekali..’ Yukina menutup mulutnya yang menguap kecil dengan tangan. Dia terlalu asyik berlatih tadi malam hingga tidak tidur sedetikpun. Saking mengantuknya, Yukina tidak sadar banyak wartawan yang mengikutinya sejak tadi.

“Permisi!” kata wartawan wanita lebih keras, membuat Yukina menoleh padanya. Dia pasti kesal karena diacuhkan Yukina. “Mengenai All Might-“

“Maaf, saya murid baru di sini. Tolong jangan buat saya terlambat di hari pertama,” potong Yukina cepat. Dia memasang earphonenya dan berjalan masuk gerbang dengan santai.

Wartawan itu cengo di tempat. Saat wartawan hendak mengejar Yukina, Aizawa segera mencegahnya.

“Beliau sedang tidak ada jam mengajar. Kalian telah menganggu jam pelajaran, jadi silakan pergi,” kata Aizawa sambil mengibas-ngibaskan tangannya –sebuah isyarat mengusir para wartawan yang bergerombol di depan gerbang. Setelah berkata begitu, Aizawa menyusul Yukina.

Aku tidak percaya All Might dapat bekerja sebagai pahlawan dengan semua ini,” kata Yukina saat Aizawa sudah di sampingnya. Yukina melirik sekilas, “Kalimat itu terlihat jelas di wajahmu, Shota-san,” lanjutnya.

“Kebetulan sekali, aku berpikir wajahmu juga begitu,” sahut Aizawa datar tanpa menoleh.

“Aku lebih suka bekerja di balik layar,” jelas Yukina datar.

“Yah, apapun itu.. Cobalah bersikap ramah. Bagaimana pun juga, ini adalah sekolah pahlawan. Interaksi dengan siswa lain juga penting,” kata Aizawa. “Kau tidak bisa selamanya menutup diri seperti itu, ‘kan?”

Yukina tertegun mendengar ucapan Aizawa. Dia sangat buruk bila menyangkut bersosialisasi. Terima kasih untuk All For One yang ‘mengamankan’ dirinya dari dunia luar sehingga Yukina sudah lupa bagaimana rasanya mengobrol ria bersama teman. Ditambah lagi, dia adalah tipe orang yang irit kata dan tidak peduli sekitar.

Yukina menghela napas panjang, “Mendokusai..” gumamnya pelan. Yukina mengambil eyepatch kemudian memakainya di mata kiri.

 Yukina mengambil eyepatch kemudian memakainya di mata kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dᴀʀᴋ Lɪɢʜᴛ [ʙɴʜᴀ × ᴏᴄ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang