Chapter 32: The Aftermath

8.6K 938 390
                                    

“Apa? Kenapa kau di sini?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apa? Kenapa kau di sini?”

Telinga Midoriya mendengar suara yang tidak asing dari seberang jalan. Gran Torino, kakek tua perkasa itu mengajukan pertanyaan pada pemagangnya, namun semua orang juga menoleh secara refleks.

“Gran Tori—“

“Sudah kubilang agar tetap duduk di kereta cepat, ‘kan?!” Gran Torino menendang wajah Midoriya tanpa memberinya kesempatan untuk menjawab.

Untung saja Yukina masih pingsan sehingga tidak menyaksikan adegan cute-crusher tersebut. Mau monster dalam diri Yukina bangkit lagi?

“Siapa dia?” tanya Todoroki.

Gran Torino menoleh. Matanya terbelalak kaget melihat gadis dalam gendongan Todoroki. ‘Dia ini... anak All For One yang Toshinori ceritakan. Apa yang sebenarnya dia lakukan di sini?’ batinnya bertanya-tanya.

“Gran Torino, pahlawan pro di tempatku magang. Tapi kenapa?” Midoriya yang membuka suara menyadarkan Gran Torino dari persoalan dalam kepalanya.

“Tiba-tiba aku disuruh ke sini,” jawab Gran Torino bersungut-sungut. “Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi syukurlah kau baik-baik saja. Yang penting sekarang cepat obati luka mereka, terutama gadis itu,” lanjutnya menunjuk Yukina.

“Pendarahannya parah sekali. Apa itu karena bertarung melawan Pembunuh Pahlawan?” tanya salah satu pro hero.

Todoroki mengangguk singkat seraya membawa Yukina masuk ke mobil ambulans. Iida dan Midoriya juga mengikutinya dari belakang.

Tiba-tiba Nomu bersayap terbang menukik menuju gerombolan manusia tersebut. Gran Torino-lah orang pertama yang menyadari kedatangannya. “Merunduk!” serunya memperingatkan yang lain.

Angin berhembus kencang ketika Nomu berhasil merebut Yukina dari gendongan Todoroki. Semua orang terkejut, meneriakkan nama orang yang terculik dan menyuruh penculik untuk berhenti. Namun sayangnya, penjahat tersebut tidak berotak sehingga dia hanya mengikuti instingnya untuk terbang tinggi.

“Darah? Apa dia kabur setelah dikalahkan?” tanya seorang pahlawan wanita yang terciprat darah Nomu.

‘Gawat! Jika dia terbang terlalu tinggi, aku takkan bisa meraihnya!’ pikir Gran Torino. Dia sadar bahwa Yukina adalah orang penting di sini. Tentu putri tidur itu tidak boleh dibiarkan terculik begitu saja.

Di tengah kemelut kekacauan tersebut, Stain diam-diam mengeluarkan pisau yang tersembunyi di balik wristband hitamnya. Lidahnya menjulur keluar, menjilat percikan darah di pahlawan wanita itu. Sontak saja pergerakan Nomu terhenti, tubuhnya jatuh tertarik gravitasi bumi.

“Dunia yang tumbuh dengan pahlawan palsu ini dan para kriminal yang sembrono memakai kekuatannya...”

Stain berlari ke arah Nomu sembari memotong tali yang mengikat erat tubuhnya. Dia menusuk Nomu hingga tumbang ke trotoar sementara tangannya yang lain mencengkeram tudung Yukina.

Dᴀʀᴋ Lɪɢʜᴛ [ʙɴʜᴀ × ᴏᴄ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang