5.CHAPTER 4

642K 57.5K 9.2K
                                    

Senangnya bisa update lagi.

Btw kalian seneng nggak.

4kvote+1,5k komen
Heaven bangkit lagi...

4kvote+1,5k komenHeaven bangkit lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

"Auh, sakit..." rintih Mutia pelan. Bibirnya meringis ngilu.

"Sorry, gue nariknya udah pelan padahal."

"Nggak muat dipaksain! Timbulnya nyiksa!" geram gadis itu lalu mencakar lengan Heaven.

"Lo nya juga mau-an. Makanya milih sendiri, kalo pasrah malah begini," omel Heaven dengan tatapan membunuh.

Mutia menatap jengah, "Sama aja. Toh akhirnya gue tunangan sama cowok stres kaya lo,"

"Jangan lo-gue," peringat cowok itu.

"Suka suka," sahut Muthya tak mau dibalangin.

Heaven menatapnya, "Anak kecil nggak sepatutnya ngelawan!"

Mutia menggertakkan giginya kuat, menjambak adalah keinginannya saat ini. "Siapa yang anak kecil sih!?"

Dengan segala usaha akhirnya cincin yang mengikat jari cewek itu terlepas. Perkara cincin kekecilan saja membuat kerepotan banyak umat.

"Akhirnya..."

Lega sudah.

Senyum manis seketika tercetak dari bibir Mutia. Heaven dibuat terdiam oleh senyuman manis itu, bohong kalau dia tak terpesona.

"Maaf, boleh saya bantu?" suara lembut dari karyawan membuyarkan keterdiaman Heaven.

"Telat mbak," ketus Heaven spontan.

Karyawan itu meringis, cakep cakep tatapanya killer sekali. Sebelum dimangsa Karyawan itu buru buru memilihkan cincin berlian yang paling bagus.

"Jangan salah lagi, jari cewek saya sampe merah kaya gini," sambungnya seraya mengelus punggung tangan Muthya.

Cih, pencitraan. Cewek? Ngaku ngaku banget Heaven sialan ini.

"Iya, mohon maaf atas ketidaknyamanannya, " kedua karyawan menggigit bibirnya melihat ke-uwu-an pasangan yang terlihat serasi.

"Ada dua pilihan, yang sebelah kiri diamond nya lebih simpel dari yang sebelah kanan," jelasnya seprofesinal mungkin.

Heaven mengangguk paham, beda dengan Muthya yang acuh tak acuh.

"Pakek,"

Mutia mendengus, " iya!"

Mutia mendengus, " iya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang