51. TERUNGKAP

229K 28.5K 24K
                                    

HI UPDATE JAM 3 PAGI
....

20 K KOMEN UNTUK PART INI

THANKYOU

...

"Ck, ternyata gak dikunci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ck, ternyata gak dikunci. Harusnya dari tadi keluar dari sini kalau memang gak ke kunci," perempuan itu bermonolog dengan dirinya sendiri, sambil mengelus perut datarnya. Setelah berhasil keluar di pun sedikit bingung karena ruangan itu agak gelap.

Mutia memeluk tubuhnya seraya mengusap usap lengannya. Heran mengapa udaranya bisa sedingin ini. Sebelum pikiran buruknya terjadi lebih baik ia segera meminta pertolongan. Seingatnya tadi menuju rumah sakit dengan ambulance. Tapi malah berakhir disini. Semua gara gara tua bangka sialan itu yang menculiknya.

Saat Mutia hendak melangkah, terdengar suara yang sangat tidak asing ditelinganya. Orang itu seperti sedang berbincang dengan seseorang. Membuatnya bersemangat melangkah ingin segera meminta pertolongan.

"Om Ben harus secepatnya bawa Mutia ke Rusia, setelah pekerjaan saya selesai disini saya langsung menyusul om kesana," desak cowok itu pada Benjamin.

"Tidak bisa begitu, saya tidak mau memaksakan anak saya untuk pergi kesana. Saya akan mencari cara lain agar Ceisya mau ikut saya ke Rusia tanpa harus dengan paksaan."

"Mungkin om belum paham gimana berkuasanya keluarga tunangannya sekarang, bergerak lambat sedikit yang ada kehilangan Ceysia."

" Saya akan membujuknya lagi sebelum benar benar membawanya ke Rusia, saya mohon kamu sabar." Benjamin memijat hidung mancungnya, apa benar yang dikatakan anak itu.

Tapi mengapa berbeda dengan pernyataan sang anak, pikirnya.

"Sebisa mungkin secepatnya, disana Ceysia juga gak akan kesepian, apa lagi setelah om menikahkan saya dengan dia."

Dengan tidak yakin Benjamin mengiiyakan ucapan Galang, "Hmm, saya akan mengurus perusahaan saya disini, lalu membuatkan dokumen untuk putri saya agar segera pindah."

"Kalau dia gak mau, biar yang Galang bawa dia secara paksa ke Rusia. Itu demi kebaikanya juga om," desaknya. Cowok itu mulai gelisah saat Benjamin mulai kendor. Padahal sebelumnya selalu pro apapun yang Galang ucapkan.

"Jangan gegabah. Kamu kan sudah mengenalnya lama, seharusny kamu bisa membujuknya,"

Galang menatap sekilas pria tua itu dengan tidak suka. "Dia pasti ketakutan dan gak mau, karena alasan gak enak sama keluarga barunya.

"Atau kamu gak bisa bantu saya menjelaskan kalau saya adalah papa kandungnya,"

"Terlalu bertele tele om. Yang terpenting bawa Mutia- Maaf, Ceysia pergi dari sini. Urusan nanti, serahkan semua kesaya," bujuknya

"Oke, saya pergi dulu. Tolong bantu jaga anak saya, sampai besok pagi. Saya harus mengurus dokumen yang diperlukan dulu."

Smirk Galang langsung terlihat, dia pun mengangguk setuju. "Pasti."

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang