44. EVERY TIME

285K 30.5K 12.3K
                                    

  HI 😊
KANAR UPDATE LAGI

•Makasih sudah meluangkan sedetik buat komen

•Buat Vote

•Intinya terimakasih.

Oke gak minta banyak 14k vote + 10k komen lanjut

•Aku lagi pengin ngebut, kalian bantu juga komen ya guys. Kalau bisa aku seminggu 2 kali up, atau malah 3 kali up.

Hari ini adalah  terakhir ujian nasional untuk tingkat SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah  terakhir ujian nasional untuk tingkat SMA. Rasanya sedikit melegakan untuk Mutia yang memang sudah sama sekali tidak nyaman dengan sekolahnya.

Walaupun begitu dia berjuang keras agar lulus dan tidak mengecewakan siapapun. Terutama Heaven.

Karena dari belajar sampai segala kebutuhan apapun, semuanya didukung oleh Heaven, suami sekaligus entah apa ya  menyebutnya. Intinya, segalanya.

"Pulangnya aja ya Kak, kan baru datang kesini. Masa langsung balik lagi, gak enak akunya," mohonnya saat Heaven mendesak ke rumah sakit.

"Harus."

"Nanti ya, plis," mohonnya lagi.

Heaven  mendengus pelan, menyiratkan betapa khawatirnya dengan sebuah tatapan.

Sayangnya Mutia tipe yang enggan kerumah sakit. Dia terlalu takut didiagnosa, selain itu jadi teringat mamanya. Bayang bayang mamanya mengembuskan napas terakhir di ruang rawat inap langsung berputar di otaknya.

Makanya kalau masih oke, perempuan itu memilih minum obat saja.

"Gak! Mana bisa begitu, yang ada lo nanti kenapa napa," tukas Heaven dengan nada tinggi.

"Udah jangan bentak bentak, gih duduk lagi, abisin makannya," Mutia meraih tangan kekar Heaven begitu lembut, mentransfer rasa cintanya lewat sekali sentuhan.

Nah yang seperti ini nih, yang membuat Heaven oleng dan luluh. Seketika cowok sableng itu langsung duduk kembali.

"Sejam lagi balik sekalian ke dokter," titahnya tak bisa dibantah.

"Iya, udah gak usah masang wajah kaya gitu kenapa sih?" rayunya, lantas perempuan itu membuka tas sekolahnya. Mengeluarkan beberapa kotak susu kecil berwarna hijau kesukaan suaminya.

Sajen dari pada ngamuk.

"Susunya nih," lalu tangan kecil Mutia sigap menusukan sedotan ke celah susu kotak itu. "Minum Kak."

Heaven diberi susu? Jelas langsung disikat. Baik susu kotak apa lagi yang sekalian dari sumbernya.

"Aaak lagi," seperti biasanya dengan telaten perempuan itu menyuapkan nasi ke mulut Heaven. Galak begitu kalau soal berbakti, jangan ragukan Mutia. Gimana cowok sableng itu tidak semakin jatuh sejatuh jatuhnya cinta ke Mutia.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang