10. CHAPTER 9

576K 49.5K 6.3K
                                    

HAPPY READING DEAR

BEBAS MENGELUARKAN KATA MUTIARANYA YA

VOTE DAN KOMEN SUATU KEWAJIBAN BAGI UMAT READERS

KALIAN TAHU CERITA INI DARI MANA

3,5 vote + 1k komen

BOLEH BANTU SHARE KE YANG LAINNYA BIAR MAKIN MERESAHKAN

BOLEH BANTU SHARE KE YANG LAINNYA BIAR MAKIN MERESAHKAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biar gue foto kalian yang nggak mau spam komen 📸

...

"Bapak harap kamu bisa membantu mengatasi kekacauan ini Heaven, Bapak kasih tanggung jawab penuh ke kamu, karena Bapak tahu kamu mampu," ujar pria yang tengah duduk dikursi rektor kampus Mandala.

Heaven mengangguk, "Terimasih untuk kepercayaan yang Bapak kasih ke saya, saya dengan senang hati menjalankan amanah yang bapak berikan."

"Bagus, jawaban itu yang bapak suka dari kamu Heaven."

Begitulah percakapan Heaven tadi dengan pimpinan yayasan kampusnya.

Tujuan Rektor Mandala memanggil Heaven yaitu untuk meminta tolong mengatasi masalah tawuran di SMA Mandala. Kampus dan SMA Mandala satu yayasan. Jika citra SMA itu buruk, akan berdampak pada kampus mereka juga.

Dan bagi Heaven diberi kepercayaan seperti itu adalah keberuntungan. Karena dengan begitu dia bisa bertemu tunangannya tiap waktu. Hahai...

Tugas Heaven ialah merapihkan juniornya yang bandel. Selain itu dia juga akan menjadi pelatih bela diri dan pelatih futsal di SMA Mandala pada saat kegiatan ekstrakulikuler.

Menyenangkan? jelas. Karena bisa usil ke Mutia.

"Seriusan?" tanya Shaka dengan tampang cengo-nya.

Heaven mengangguk, lalu memasukan bola kedalam gawang.

"Asek, mayan. Bisa nyemol cewe cewe sono nih. Mana angkatan ini kata cakep cakep,"

"Sini lo yang gue cemol ginjalnya Shak, malu gue punya temen yang otaknya minus," geram Arnold melihat Shaka begitu.

"Sat! otak gue encer. Buktinya vidio lo sama Fetty yang kemaren nana nini udah berhasil gue liat," balas Shaka cengar cengir, emang ya si Shaka ini suka iseng. Kadang isengnya sampai kelewat batas juga, masa meretas ponsel milik Fetty segala.

"Jingan emang ni anak, kasih paham Cik, kalo bisa buang ke laut biar jadi santapan nenek duyung," kesal Arnold menatap sinis sahabatanya.

Ciko hanya harus bersabar dengan aduan sahabatnya, tiap hari adu mulut mau dipisahkan juga tidak bisa. Sudah bawaan orok.

Heaven mulai kelelahan setelah 48 menit bermain futsal, kini dia duduk dipinggiran lapangan yang memiliki tangga kecil. Ketiganya mengekori dan duduk berjejer.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang