Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak mencerminkan sebagai penghuni surga.
Cowok itu terkenal berandal, pemaksa dan tidak bisa dikalahkan. Disisi lagi dia sangat cerdas dan berwib...
•Kalau ngantuk jangan baca sekarang, ini udah tengah malam hehhe 00.00
Tinggalin komen meskipun cuma emot gabut....
•Kalian rata rata tahu cerita ini dari tiktok..
•Thanks yaaa, yang mau search dan baca mas Heaven.
•Huhuhu, aku minta maaf karena gak bisa tiap hari up...
•Gimana kalo kita bikin give away?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalian belum termotivasi buat follow akun wattpad ku ya? Its okay..
3 ribu diantara 50ribu pembaca, bantuin aku follow ya, biar jadi 20k polowers wattpad akuh , Makasih, 🤭
Yok bisa 11k vote + 8k komen..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam kondisi setengah mabuk, pentolan Trackers geng itu masih sempat sempatnya mengerjakan tugas dari dosen yang dikirimkan secara mendadak. Padahal jika Heaven membayar orang untuk mengerjakan tugas itu, tinggal membalikkan telapak tangan saja langsung beres, sekali lagi diingat, Heaven kan anak tunggal kaya raya.
Sialnya Heaven tetaplah Heaven yang dengan sejuta keanehan. Harus sempurna, harus dikerjakan dengan tangannya sendiri, tidak boleh seseorang pun ikut andil dalam urusan prestasinya. Itulah alasan mengapa Mutia mulai mengubah cara pandangnya ke cowok sengklek itu.
Gitu gitu, dia kadang juga normal.
Dalam hitungan tak sampai 40 menit tugas mata kuliah bisnis internasional rampung dieksekusinya.
Udah pinter, sayangnya sengklek. Duh bangsul.
Heaven melirik Mutia sekilas, mengamati lekuk indah yang menjadi milikinya.
