12. CHAPTER 11

466K 45.8K 5.1K
                                    

HAPPY READING DEAR.

SUDAH MENJADI KESEHARUSAN UMAT READER UNTUK VOTE DAN KOMEN KAN HEHEHE⚠️

3,5k vote + 1 k komen

Yang uwu ada paling bawah

Gimana hari ini? ada yang positif?


Kenapa kamu aku kasih nama Heaven?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa kamu aku kasih nama Heaven?

....

12 tahun lalu

Cup.

"Huaaa, jangan cium Mutia terus!" anak kecil itu terus terusan mengelap pipinya yang baru saja dikecup.

"Biarin, karena cuma aku yang bisa cium kamu hehehe," balas Heaven dengan gaya songongnya. "Kalo nggak mau dicium lagi kamu harus janji jangan ciuman sama siapun, oke?"

Bocah lima tahun itu menggeleng pelan. "Nggak mau, nanti Mutia nggak boleh ciuman sama pacar dong," cicitnya diringi dengan pipi gembil yang menggebung.

"Nanti Kak Heaven yang bakal jadi pacarnya Mutia. Bukan cuma pacar, tapi suami juga," balas bujang kecil yang belum genap berusia delapan tahun itu. Meskipun sering sekali cengengesan tapi ada kalanya anak itu serius.

Jadi suami Heaven? sepertinya menyenangkan pikir Mutia, jari kelingkingnya kemudian dia acungkan ke arah bocah laki laki itu, "Janji."

Heaven mangangguk mantap. Lalu menautkan jari kelingkingnya juga.

"Janji nggak cium juga, sampai Mutia gede?"

"Iya janji Swiper jelek," ucap Heaven lalu kembali merangkul gadis kecil itu.

Swiper, hewan rubah yang ada di film dora. Entah kenapa Heaven menjuluki Mutia seperti itu. Ah namanya juga anak anak.

Heaven

Ah sial, cewek itu salah jalan. Bukannya terhindar dari cowok yang mengejarnya ia malah terjebak di gang buntu yang sangat sepi. Mutia memang paling payah kalau sedang panik, langkahnya asal tanpa memperhatikan jalanan didepannya.

"Sia sia lo lari, otak bodoh kaya lo mana bisa milih jalan," cibir cowok yang melangkahkan kakinya maju mendekat.

Mutia menoleh kekanan lalu kekiri, berusaha mencari pertolongan.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang