53. FOR MY LOVE

273K 30.1K 16.5K
                                    

HI KANAR UP LAGI

FOLLOW SEBELUM BACA KARENA SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE
.
.

.

⚠️

25K KOMEN UNTUK PART INI

Kamu terlalu fiksi untuk aku yang nyata,huhuhu, so sad 🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu terlalu fiksi untuk aku yang nyata,
huhuhu, so sad 🥺

Heaven

Hari kelulusan.

Usai menerima surat kelulusan, Mutia bersama dengan Vivian duduk dikursi panjang lorong sekolah. Keduanya tengah asik menyesap susu full cream kotak yang berada ditangannya.

Harum wanginya begitu semerbak, membuat Mutia dan Vivian saling pandang. Jelas dia yang datang, pikirnya.

"Hey.."

Mutia tersentak pelan, melihat Scarlett yang tiba tiba muncul entah dari mana.

"Boleh gue ngomong?" ucap cewek itu seraya tersenyum canggung.

"Car, udah sehat?" tanya Mutia saat seorang tiba tiba berada dihadapannya.

Dia tersenyum tulus lalu mengangguk. "By the way, kalian semua lulus kan," tanyanya sok akrab.

"Seperti yang lo lihat," sahut teman yang berada disebelahnya.  Vivian memang  masih muak dengan cewek itu, tapi berusaha bersikap seolah biasa saja.

Scarlett manggut manggut. Bingung mau memulai pembicaraan dari mana.

"Mmm..."

"Gue datang cuma mau ngucapin makasih ke kalian, mungkin tanpa lo waktu itu. Gue sekarang udah gak ada nyawanya."

"Gak usah berlebihan, gue gak niat nyelametin lo." Vivian menatapnya datar, langsung diberi senggolan pelan dilengannya oleh Mutia.

"Apapun itu gue minta maaf, dan makasih." Scarllet terlihat begitu tulus berbicara.

"Hmm."

"Khusus buat lo Mutia. Maafin gue karena bertahun tahun ngebully lo tanpa sebab yang jelas, maaf sekali lagi, walaupun kaya gue emang gak bisa dimaafin."

Mutia mengangguk pelan.

"Jangan diulangin."

"Thanks ya, lo baik banget," Scarlett menuduk dihadapan kedua cewek yang tengah duduk itu. "Sekarang gue sadar, dan gue ikhlas nerima karmanya."

"Gue juga belum bener bener maafin lo Car, tapi gue pelan pelan buat ngelupain semuanya. Dan kalo gue udah lupa sama semua kelakuan lo ke gue baru lah gue maafin," ujar Mutia, entah kenapa dia bicara seperti itu. Sekadar jaga jaga agar tidak melalukan hal yang sama.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang