11. CHAPTER 10

536K 44.3K 3.8K
                                    

HAPPY READING DEAR🖤

3,5k vote+ 1k komen.

Oke terimakasih yang udah baca...

Gimana kalau kita lanjut..

Yok

Jangan lupa istighfar..

13 PERMINTAAN HEAVEN

"Mau kemana?" tanya Heaven mengikuti langkah kecil gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau kemana?" tanya Heaven mengikuti langkah kecil gadis itu.

"Kamar lah, urusan kita selesai 'kan," jawab Mutia acuh, tanpa menoleh. Tangannya segera memegang handle pintu berharap bisa terhindar dari cowok sialan yang ada dibelakangnya.

"Gue belum bebasin lo dari huku

man."

"MAU APA LAGI SIH!" bentak Mutia kesal.

Sumpah demi apa, Heaven benar benar menyebalkan. Gara gara tragedi tendang junior yang tidak sengajan berakhir membuat dirinya harus jadi budak seorang Heaven Higher selama 3 jam.

Kalau diingat, ada 13 permintaan cowok itu.

Dari meminta buatkan kopi, minta ditemani merokok di taman belakang, disuruh membalas chat dari teman temannya, grepe, minta dicium, sampai ditemani menonton film kartun favoritnya dan yang terakhir minta dibuatkan bubur masha sekalian. Parah bukan.

You know lah, Mutia sangat terbebani.

"Cape? Ya udah tidur gih," ujar cowok itu melangkah maju. "Nggak usah ngambek calon istri, " sambungnya berbisik, tangannnya ikut memegang handle pintu dan membukanya.

"Masuk, tidur sana." ulangnya menunjuk dengan dagu.

Mutia mendengus, "Ya emang mau tidur!"

Mata Mutia sudah sayu akibat terserang kantuk, masih saja Heaven tidak mau melepasnya.

"Ngambek lo? minta dikelonin bilang," ledek cowok itu lalu mendorong pelan tubuh ringkih yang ada didepannya.

"Sialan!" Pekik Mutia hampir limbung, "Nggak waras bener jadi cowok, besok lagi jangan harap Mutia mau nurutin permintaan gilanya Kak Heaven ya! Ini yang terakhir!"

"Minta dikelonin bener nih bocah," Heaven hendak masuk namun dengan cepat pintunya ditutup Mutia dari dalam.

Heaven terkekeh didepan pintu, baginya bermain main dengan Mutia sangat menyenangkan lebih dari menghisap narkoba. Kiw lah.

Sedangkan Mutia tak henti hentinya menggerutu, sampai kapan dia betah berdekatan dengan cowok yang selalu mengganggunya dengan tingkah laku diluar nalar.

Sambil menggosok giginya kasar, Mutia mengingat ciuman panas disofa tadi. " HEAVEN DAKJAL!" teriaknya didepan kaca wastafel. Demi tuhan, apa sih maunya cowok itu. Seperti tidak ada perempuan lain saja untuk dipermainkan.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang