14. CHAPTER 13

470K 42.1K 8.4K
                                    

3,5k vote+1k komen

Happy Reading Dear 🖤

Hari ini gimana, udah ngambek?

Makasih selalu stay nungguin Heaven
update.

Vote sama Komennya wajib banget.

Kalian kenal wattpad dari kapan?

Bantu kasih tahu yang lain kalau ada cerita Heaven yang meresahkan ini.

Yang nanyain Unboxing. Aaah, bukan unboxing macam tu.

Tapi unboxing perasaan ahehhe.

HEAVEN S 3PERMODUSAN

*Heaven emang se surgawi itu kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Heaven emang se surgawi itu kan..

....

"Minta dibuatin kopi?!" Mutia membulatkan matanya lebar. Masih tidak percaya kalau Heaven cepat sekali berganti mood. Padahal barusan ngamuk nggak jelas perihal Galang di sekolah siang tadi.

"Iya non, Den Heaven minta dibuatin kopi sama Non Mutia," ujar Siti berdiri didepan pintu kamar Mutia yang terbuka lebar.

Mutia mendengus kesal, tapi tetap menuruti kemauan Heaven. Mau bagaimana lagi, namanya juga calon suami.

"Ya udah Bi, Mutia buatin," ucapnya sambil berjalan mengikuti langkah Siti ke dapur.

"Oke Non cantik. Udah cantik, idaman lagi," puji Siti yang memang mengidolakan sosok Mutia dirumah ini. Katanya Mutia mirip sama bidadari, saking ayunya.

"Den Heaven pantesan jatuh cintrong sama Non Mutia, gimana nggak jatuh cintrong, wong ayunya pol," ucapnya tak henti henti memuji.

Katanya mereka, semenjak Mutia tinggal dirumah ini. Heaven sedikit berubah, yang awalnya pulang subuh jadi pulang jam dua pagi. Kan lumayan to, ada perubahannya.

"Kak Heaven itu modus Bi," jawab Mutia lalu meninggalkan dapur. Tidak setitik pun ada niat percaya kalau Heaven jatuh cinta kepadanya, cowok mesum itu baginya hanya iseng dan menuruti kemauan orang tuanya saja.

"Tadi marah, sekarang memerintah!" dumalnya berjalan kearah kamar cowok itu, saat membukannya ternyata dia sedang sibuk berkelut dengan tugasnya.

Padahal besok minggu, Mutia saja yang anak SMA ogah mengerjakan soal ketika besok libur, sayang otaknya katanya.

Kalau Heaven kan beda, slogannya saja berandal asal pintar.

"Kak, Mutia boleh masuk?" tanyanya membawakan kopi manis semanis cinta kata Bi Siti.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang