54. PENGAKUAN

278K 30.3K 12.9K
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA, KARENA SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE 😊

HI KANAR UPDATE LAGI ⚠️

-Sudah seminggu kita tidak saling sapa, gimana keadaanya? Terutama jiwanya.
Masih bahagiakan ya?

Kamu adalah alasan ku terus menulis,Unconditional love Heav, dari mama Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu adalah alasan ku terus menulis,
Unconditional love Heav, dari mama Nara.

....

"Pijitin."

Sial, dikiranya mau sunah rosul malah minta dipiijitin, ucapan Mutia barusan langsung mematahkan se patah patahnya ekspektasi Heaven. Tapi mau bagaimana namanya juga lagi hamil, tidak heran jika gampang kelelahan.

Oke cowok itu berusaha memahami.

"Pijitin kakinya," pinta Mutia dengan tatapan memelas, tangannya memijit mijit kakinya sendiri seakan kecapean.

Kalau sudah begini Heaven tidak bisa meminta aneh aneh lagi, dia mengambil kedua kaki Mutia dan diletakkan di pahanya. "Dibagian mana yang pegel?" tanyanya.

Mutia tersenyum puas dan memejamkan matanya. "Semuanya pegel, hati aku juga kadang ikut pegel karena kamu gak bisa normal," gumam perempuan itu, dan yang mendengarkannya ingin sekali mengumpat, bisa bisanya lagi dipijat malah menyindir.

"Yang bener, nanti gue salah urat asal mijit gini," kata cowok itu mengusap betis putih mulus milik istrinya.

"Yang penting bagian kaki, sampai lutut aja gak perlu naik ke atas," gumam Mutia memberi peringatan.

"Hmm,"

"Kak!" seru Mutia saat cowok itu memijat sampai paha.

"Apaan, belum gue apa apa apain udah teriak lo!" bentak Heaven.

"Sebelah sini aja, kenapa sampe atas segala sih!"

"Kelabasan, ya udah gue ulang," cowok itu memijit bagian betis lagi. "Sebelah sini yang pegel hm?"

"Iya."

Merasa ada yang kurang cowok itu pun berinisiatif mengambil sesuatu.

"Bentaran,"

"Apa lagi sih?" Mutia langsung kesal, dua pun membuka matanya dan Heaven malah membuka laci yang ada di samping ranjang.

"Minyak bayi lo dimana dah?"

"Minyak telon? Ada kok di laci. Coba buka yang nomer dua Kak, nomer satu kan barang kamu semua."

"Hmm, pantesan isinya kondom," gumam Heaven mengangguk angguk, lalu tangannya berganti membuka laci nomer dua.

"Gak ada Ya' , nomer dua isinya-"

"Kondom juga!?" sahut Mutia jengkel. Emang ya, cowok itu suka sekali koleksi balon. Mutia sampai malu kalau Siti cs membersihkan kamarnya.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang