33 - The Devil

2.7K 408 114
                                    

Willy Tybur tampil begitu mengesankan di atas panggung. Membawakan kisah dari Kekaisaran Eldia pada seluruh tamu yang datang. Ditunjang dengan para pemain yang memerankan Karl Fritz, Helos, dan beberapa peran penting lain.

Seluruh tamu nampak terkejut mendengar kebenaran yang disampaikan setelah cerita yang diketahui dunia selesai disampaikan. Kebenaran jika Helos yang disebut sebagai Pahlawan Bangsa Marley hanyalah sebuah lakon yang diciptakan Karl Fritz dan Keluarga Tybur untuk mengakhiri perang dengan Marley.

"Apa kau tahu cerita itu?"

Grace mendongak singkat, menatap Levi yang berdiri di sebelahnya, "Hanya sebagian kecil. Aku mendengarnya dari Zeke," jawabnya sembari mengikat rambut cokelat tinggi-tinggi.

Mereka berdua berada di puncak bangunan tertinggi. Tempat yang lebih tinggi dari para prajurit Marley dan sangat strategis untuk melihat keadaan. Panggung di mana Willy berada pun terlihat sangat jelas dari sana.

"Cerita yang menarik. Tidak hanya Marley dan dunia, tapi kita juga ditipu," Levi berkomentar panjang. Terdapat kejengkelan dalam nada suaranya.

Ya, dan Grace setuju. Tak hanya dibuat percaya jika mereka menjadi sisa dari umat manusia yang bertahan hidup di dalam dinding, mereka juga kembali dibuat percaya jika cerita yang berkembang di dunia luar adalah kejadian yang sesungguhnya. Mereka baru mengetahui kebenarannya setelah tiga tahun berlalu sejak pertama kali melihat laut.

Jika Karl Fritz memang menginginkan perdamaian, kenapa dia memilih untuk menyembunyikan semua kebenaran ini? Apa motifnya?

Karl Fritz tidak ingin kaum Eldia bertarung lagi. Tidak ingin menumpahkan darah lagi baik dari Eldia, Marley, atau kaum manapun. Tidakkah itu cukup untuk menjadi bukti pada dunia jika kaum Eldia bukanlah kaum yang haus akan pertumpahan darah?

Andai saja Grace langsung menemui Willy Tybur setelah Zeke sempat menyinggungnya setahun yang lalu, keadaan pasti akan berbeda. Grace akan menjadikan acara ini sebagai acara deklarasi perdamaian. Bukan deklarasi perang seperti yang disebutkan Eren di dalam surat.

Tetapi, itu hanya tinggal angan. Nyatanya Zeke lah yang berhasil bekerja sama dengan Willy hingga membuat sang Kepala Keluarga Tybur itu bersedia menceritakan kisah sebenarnya dari Kekaisaran Eldia di depan dunia sekaligus menjadi orang yang mendeklarasikan perang.

Grace jadi bertanya-tanya, apakah Willy tahu jika ada kemungkinan hari ini akan menjadi hari terakhir hidupnya? Selain itu ada peluang yang sangat besar jika salah satu dari Eren atau Zeke akan memakannya karena menduga War Hammer Titan dimiliki Willy. Jika iya, Grace sangat salut. Willy benar-benar sosok yang pemberani.

Lalu, yang menjadi pertanyaan terbesar adalah, mengapa Willy mau menjadi orang yang menyatakan deklarasi perang? Tidakkah Kepala Keluarga Tybur itu berpikir kedamaian akan bisa dicapai hanya dengan kebenaran cerita yang disampaikannya?

Memikirkannya saja sudah membuat Grace pusing. Kepalanya serasa ingin pecah. Eren, Zeke, dan Willy... mereka terlalu rumit.

"Aku tidak mengerti mengapa mereka berdua tidak mau mendengarkanku. Aku tidak mengerti mengapa mereka tidak ingin menempuh jalur damai," gumam Grace lirih. Kaki yang ditekuk sejak tadi kini diluruskan. Mata zamrudnya menatap Willy datar.

"Sama sepertimu, pendirian mereka terlalu kuat," ujar Levi mendapat pukulan dari Grace di kaki kiri.

"Enak saja!" ucap Grace tidak terima.

Levi mendengus, "Kalian bertiga sangat keras kepala dan tidak mau mengalah."

Sang surai cokelat diam. Tidak membalas perkataan Levi karena bagaimana pun yang dikatakan memang benar. Dia, Zeke, dan Eren sama-sama keras kepala. Tidak ada yang ingin mengalah hingga akhirnya mereka tiba pada titik ini. Titik di mana yang satu terpaksa mengikuti rencana yang lain.

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang