03 - Levi

7.9K 970 164
                                    

Akhir Tahun 843

Grace berjalan cepat menuju ruangan Erwin dengan segulung dokumen ditangannya. Matanya beberapa kali menatap waspada ke sekeliling. Memang sekarang markas sudah sepi karena kebanyakan prajurit telah terlelap, tapi dia tetap harus hati-hati agar pembicaraan yang akan dia lakukan dengan Erwin tak diketahui siapa pun.

Tok Tok.

Dia mengetuk pintu ruangan Erwin dengan pelan. Setelah mendengar suara baritone Erwin yang menyuruhnya masuk, Grace membuka pintu dengan pelan

Erwin duduk di kursinya seperti biasa. Bedanya, terdapat satu piring kue kering dan dua cangkir minuman berwarna gelap yang mengepulkan uap panas.

"Duduklah!"

Dengan sigap Grace segera mendudukkan dirinya di kursi yang berada di depan Erwin. Hidungnya langsung mencium aroma teh yang kuat, berasal dari cangkir yang ada di hadapannya.

"Minumlah! Aku yakin kau jarang minum teh karena sibuk dengan tugas yang kuberikan," Erwin memajukan cangkir yang berada di depan Grace.

Grace mengangguk, dia meletakkan dokumen yang dibawa, lalu mulai meminum teh yang disajikan Erwin. Matanya langsung menutup begitu merasakan pahit yang teramat sangat.

"Apa kau tidak suka pahit? Ku pikir kau sama dengan orang yang kau ceritakan," tanya Erwin dengan mimik muka yang lebih lembut dari biasanya.

"Tidak. Aku memiliki selera yang bertentangan dengannya," jawab Grace dengan senyum tipis.

Erwin sepertinya mencoba menghiburnya karena dia tidak bisa pulang ke underground, dengan cara menyajikan minuman favorit laki-laki yang dirindukan Grace.

Dari mana Erwin tahu? Tentu dari Grace. Perempuan bersurai cokelat ini sedikit bercerita tentang laki-laki yang tidak dia temui selama satu tahun ini.

"Ini laporanku!" Grace mendorong segulung dokumen itu ke depan Erwin.

Tangan Erwin terjulur mengambil dokumen itu, lalu membukanya. Manik sapphire-nya mulai meneliti setiap kata yang ditulis Grace. Dia tampak begitu serius dengan dokumen itu.

Grace yang melihat keseriusan Erwin memilih untuk menyantap kue kering yang tersaji di meja. Dia yakin Erwin akan memakan waktu yang cukup lama untuk membaca semua laporannya.

Manik zamrud-nya menatap ke sekeliling ruangan Erwin dengan teliti. Tidak ada yang berubah selama satu tahun ini. Masih terlihat membosankan dengan banyaknya buku dan dokumen yang tersusun rapi di lemari dan rak buku. Mungkin Grace harus meminta saran kepada Hanji untuk membuat ruangan Erwin lebih cerah.

Dia kembali menatap Erwin dan laki-laki pirang klimis itu masih serius dengan dokumen di tangannya.

Dokumen apa itu?

Hanya dokumen laporan Grace mengenai pengintaian yang dia lakukan terhadap salah satu petinggi, yang selama satu tahun ini terus mengirimkan orang untuk mengawasi dirinya dan Erwin. Dokumen itu berisi bukti-bukti penggelapan dana dan berbagai hal busuk lain yang dilakukan oleh sang petinggi. Nama petinggi itu adalah Nicholas Lobov.

Atas perintah yang diberikan Erwin, Grace mulai mengawasi Nicholas sejak enam bulan yang lalu. Perempuan bersurai cokelat ini sampai harus mengotori tangannya karena orang yang dikirim untuk mengawasinya terus berdatangan tanpa henti. Setiap Grace berhasil membunuh satu, maka satu lagi akan menggantikan yang telah dia bunuh.

Nicholas benar-benar sangat ingin menjatuhkan Erwin. Bahkan petinggi sialan itu juga menghambat dana ekspedisi Pasukan Pengintai dengan alasan ekspedisi yang akan dilakukan hanya akan membuang uang dan tidak menghasilkan apa pun. Padahal sebenarnya dana ekspedisi itu dia pakai untuk menyediakan barang-barang yang diminta Polisi Militer.

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Where stories live. Discover now