20 - Next Step

3.5K 463 99
                                    

Eren berhasil direbut. Dengan banyak prajurit yang tewas karena banyaknya titan yang muncul.

Hanji terluka namun tidak terlalu parah. Perempuan berkacamata itu menangis ketika Grace mendatanginya. Dia terus meminta maaf karena tidak berhasil membawa salah satu dari manusia titan. Grace mengatakan tidak apa-apa dan bersyukur karena Hanji kembali dengan selamat. Hanya dalam beberapa jam Hanji langsung kembali bekerja.

Mike dan Nanaba, telah mati. Nanaba mati ketika melindungi para prajurit angkatan 104 di kastil tua yang dikepung titan. Grace mendengarnya dari Connie yang saat itu juga ada disana. Sedangkan Mike, tidak ada yang tahu bagaimana laki-laki jangkung itu mati. Connie berkata jika saat terakhir dia dan yang lain melihat Mike adalah ketika Mike memilih pergi sendiri untuk membunuh sekumpulan titan yang sedang menuju sebuah desa.

Mendengar dua teman dekatnya mati, Grace benar-benar terpukul. Ini adalah pertama kalinya dia merasakan kehilangan yang sangat besar setelah enam tahun berlalu, sejak dia kehilangan Farlan dan Isabel. Mike adalah orang kedua yang dekat dengannya ketika dia baru bergabung dengan Pasukan Pengintai. Meskipun pendiam dan tak banyak bicara, Mike selalu menjaganya dari orang-orang yang tidak menyukai dirinya karena berasal dari underground. Lalu, Nanaba adalah teman dekatnya yang selalu ada untuknya dalam keadaan apa pun. Perempuan tomboy itu selalu mendengarkan semua keluh kesah yang Grace rasakan.

Grace ingin menangis, tapi dia menahannya. Dia tidak ingin membuat Erwin lebih terpuruk mendengar kematian dua orang yang juga merupakan teman dekatnya. Ditambah, keadaan Erwin saat ini benar-benar buruk.

Erwin kehilangan tangan kanannya. Grace mendengar dari prajurit lain jika Erwin melakukan hal gila dengan menggunakan sekumpulan titan untuk menyerang Armored Titan. Saat memimpin pasukan untuk maju, tanpa disangka ada titan yang tiba-tiba muncul dari balik pohon dan menyambar tangannya. Untunglah Erwin berhasil melepaskan diri meski harus kehilangan satu tangan.

Dari sejak kedatangan sang Komandan, Grace selalu berada di sampingnya. Menemani Erwin dalam diam. Levi juga melakukan hal yang sama dengannya. Mereka berdua sangat khawatir kepada Erwin sehingga tidak ingin pergi.

Komandan Pixis juga bergabung bersama mereka ketika matahari sudah terbit. Laki-laki tua itu duduk di hadapan Grace, sebelah kiri ranjang Erwin.

"Kau sudah dengar tentang Mike dan Nanaba?" tanya Erwin memecah keheningan di antara mereka.

Grace mengangguk pelan. Tidak berniat untuk menjawab dengan perkataan.

Setelah itu mereka kembali diam. Larut dalam pikiran masing-masing.

Tak lama kemudian, pintu kamar Erwin diketuk.

"Itu Hanji," ucap Levi pada Erwin singkat.

"Masuklah!" suruhnya beberapa saat kemudian.

Pintu terbuka, menampakkan Hanji dan Connie.

"Maaf mengganggu, Erwin!" ucap Hanji. Perempuan berkacamata itu terlihat membeku untuk beberapa detik. Mungkin terkejut melihat kondisi Erwin.

Hanji memang belum melihat Erwin sejak kembali dari selatan dinding Rose. Jadi, dia tidak tahu menahu tentang sang Komandan yang telah kehilangan tangan kanan. Yang dia tahu hanyalah jika Erwin terluka cukup parah.

"Syukurlah anda juga disini, Komandan Pixis!" ucapnya lagi setelah menaruh kepalan tangannya di dada kiri.

Hanji dan Connie lalu masuk ke dalam kamar. Berdiri tegap di hadapan dua orang Komandan militer.

"Saya prajurit dari angkatan 104, Connie Springer!" anak laki-laki berkepala nyaris botak itu memperkenalkan diri.

"Dia berasal dari desa Ragako,"

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang