06 - Elite Squad

6.1K 735 107
                                    

Hari ini adalah hari dimana para prajurit kembali ke markas. Ya, libur lima hari telah usai kemarin. Markas mulai ramai lagi, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang sunyi senyap. Prajurit Pasukan Pengintai kembali ke markas dengan wajah yang lebih cerah karena telah bertemu dengan orang-orang terkasih. Sebagai bentuk kebahagian, tak jarang mereka membawa banyak makanan atau barang dari rumah dan membagikannya pada prajurit yang lain.

Begitu pula dengan Hanji. Perempuan enerjik berkacamata itu kini sedang menunjukkan oleh-oleh yang dibawanya dengan bangga pada Grace dan Levi. Dua buah kotak kecil berwarna cokelat yang berisi teh. Mereka bertiga kini duduk di pojok ruang makan.

"Bagaimana? Kalian menyukainya? Aku memesan teh ini khusus untuk kalian berdua!" ujar Hanji dengan senyum lebar.

Grace menatap Hanji dengan manik zamrud yang berbinar, "Hanji, kau memang yang terbaik!"

Mendengar pujian itu Hanji menjadi histeris. Perempuan berkacamata itu memeluk Grace dari seberang meja dan mengucapkan kata cantik berkali-kali. Levi yang berada di sebelah Grace menatap datar kelakuan dua orang perempuan di depannya.

"Kau berisik sekali kacamata sialan!" sindirnya pedas membuat Hanji terdiam lalu beralih menatap Levi.

"Bagaimana denganmu Levi? Apa kau juga menyukai tehnya?" tanya Hanji polos tanpa mempedulikan omongan Levi sebelumnya.

Levi melempar tatapan tajamnya pada Hanji, "Berisik!"

"Hee?? Ayo cepat jawab! Kau menyukainya tidak?" Hanji mengerjapkan matanya sambil terus menatap Levi membuat laki-laki undercut itu menghela napas.

Grace terkekeh pelan melihat tingkah Hanji dan Levi. Dua orang di depannya itu entah kenapa selalu beradu mulut mengenai hal-hal yang tidak terlalu penting. Meskipun begitu, Levi dan Hanji telah menjadi cukup dekat karena mereka kini berada dalam regu yang sama.

Ya, mereka telah dipilih oleh Erwin untuk masuk ke dalam regunya. Selain Levi dan Hanji, masih ada satu orang lagi yang dipilih Erwin, yaitu Nanaba. Nanaba adalah prajurit perempuan dengan penampilan yang terkesan tomboy karena rambutnya yang begitu pendek.

Erwin menambahkan tiga orang itu ke dalam regunya usai ekspedisi berakhir, dan Komandan Keith langsung menyetujuinya. Jadi, sekarang dalam regu Erwin terdapat lima anggota. Grace, Mike, Levi, Hanji, dan Nanaba.

Melihat perdebatan tak berguna Levi dan Hanji berlanjut, Grace memilih untuk mulai memakan kue kering di meja yang diberikan oleh salah satu prajurit padanya beberapa saat yang lalu. Entah berapa lama perdebatan itu akan berlangsung. Grace menyukai perseteruan keduanya, jadi dia tidak menghentikannya.

Tangan Grace yang akan mengambil kue kering tiba-tiba berhenti karena dia melihat sesuatu. Matanya menyipit, memastikan jika yang dilihatnya adalah hal nyata dan bukan halusinasi.

"Mike dan... Nanaba?" gumam Grace pelan namun masih dapat didengar oleh Levi dan Hanji.

Dua orang itu sontak menghentikan perdebatan dan menoleh ke arah yang dilihat Grace. Disana, terlihat dua rekan seregu mereka, Mike dan Nanaba sedang berjalan bersama memasuki ruang makan dengan pipi sedikit merona.

Hanji seketika berteriak tapi dengan cepat menarik tangan untuk menutup mulutnya. Sedangkan Levi tentu saja dia tampak biasa dan tak tertarik.

"A-apa mereka berkencan?" tanya Grace entah pada Levi atau Hanji.

Perempuan berambut cokelat ini tampak sangat terkejut melihat wajah kaku Mike yang kini terlihat sedikit malu-malu. Demi alis tebal Erwin, ini pertama kalinya Grace melihat Mike berekspresi seperti itu jadi dia merasa sangat kaget.

"S-sepertinya begitu," jawab Hanji diakhiri suara tawa aneh yang membuat Grace dan Levi merinding.

Tanpa pamit Hanji langsung pergi begitu saja meninggalkan Grace dan Levi, menghampiri Mike dan Nanaba lalu mereka mulai bercakap.

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Where stories live. Discover now