Lemparan batu Zeke yang kesekian datang. Merobohkan, menghancurkan, dan memperparah kerusakan yang telah ada. Puing-puing bangunan semakin banyak seiring berjalannya waktu. Tertumpuk membentuk gunung di segala penjuru.
Setelah itu, ledakan besar menyusul. Ledakan yang teramat sangat besar. Jauh lebih besar dari pada bom. Diiringi dengan kilatan-kilatan petir khas perubahan titan.
"Armin," Grace menggumam lirih. Matanya menatap nanar warna oranye dan asap yang mulai bermunculan di tempat ledakan terjadi.
Armin berubah menjadi Colossal Titan dan menghancurkan pelabuhan tempat angkatan laut akan berlabuh.
Sebenarnya Armin tidak menyukai rencana itu. Alasannya adalah karena tidak ingin membunuh manusia yang tidak bersalah. Armin menganggap jika perang yang terjadi saat ini adalah urusan militer dan dia tidak ingin melibatkan warga biasa.
Tentu Grace paham apa yang dimaksud Armin. Perempuan berambut cokelat ini juga memikirkan hal yang sama.
Tapi, apa boleh buat. Dalam perang, pihak yang merasakan kasihan atau iba pada musuh dan semua yang berhubungan dengan musuh akan menjadi pihak yang kalah. Jika ingin menang, perasaan itu harus dihilangkan selama pertempuran berlangsung.
Apa yang dilakukan Armin membawa dampak yang amat besar dan memberikan pukulan telak untuk musuh. Pasukan angkatan laut yang diharapkan akan menjadi bantuan paling besar oleh militer Marley, sekaligus tempat yang dianggap sebagai tempat paling bagus untuk melancarkan serangan balasan, telah hancur dalam sekejap mata karena kemunculan Colossal Titan.
Angin kencang yang terasa panas lalu berhembus kencang tak lama kemudian. Jarak yang jauh dari pelabuhan menjadi keuntungan karena panas yang dirasa tak seberapa.
Grace mengamati sekitar dengan jeli. Dia menyeringai ketika mendapati reaksi militer Marley sesuai dengan dugaannya.
Semua prajurit Marley terkejut melihat munculnya Colossal Titan. Banyak dari mereka berlari menjauh. Sementara sisanya hanya diam dengan tubuh yang tak henti gemetar karena takut.
Rencana akan memasuki tahap selanjutnya. Grace menyalakan sinyal lagi. Tanda untuk bersiap.
Pasukan Pengintai akan memanfaatkan keadaan ini untuk menyerang habis-habisan. Terutama untuk mengeliminasi para titan shifter dari pertarungan.
"Kau siap, Levi?" tanya Grace. Manik zamrudnya menatap iris keabuan Levi tajam.
"Ya. Tentu saja. Aku akan memainkan peranku dengan baik." jawab sang Kapten sedikit panjang. Kedua bilah pedang yang dipegang nampak mengkilat memantulkan cahaya di sekitar.
Di depan sana, Jaw Titan yang sejak beberapa saat lalu diam di belakang Beast Titan mulai bergerak. Berlari amat lincah dan gesit mendekati Eren.
Melihat itu, Grace memberikan sinyal lagi. Sekarang adalah tanda untuk menyerang.
Puluhan Pasukan Pengintai yang bersembunyi di tempat tinggi keluar seluruhnya. Menyerbu kumpulan prajurit Marley juga menyerbu Cart Titan dan Beast Titan yang sedang diam memandangi dampak ledakan dari perubahan Colossal Titan.
Levi pergi lebih dulu. Melesat amat cepat menuju tengkuk Zeke. Tak seperti dulu saat di Shiganshina, kali ini Zeke hanya diam dan tidak melakukan perlawanan. Tentu saja, karena jika Zeke melawan rencana saat ini akan berantakan.
BRUK!
Tubuh besar Beast Titan tumbang. Tugas Levi telah berakhir. Kapten berambut undercut itu tak berbasa-basi sama sekali dan langsung melakukan tugas utamanya.
Ledakan bom kemudian muncul dari segala penjuru. Bersahut-sahutan seakan berlomba menjadi yang paling keras. Disusul suara runtuh dari bangunan-bangunan dan jeritan putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔
Fanfiction- ', 𝐀𝐓𝐓𝐀𝐂𝐊 𝐎𝐍 𝐓𝐈𝐓𝐀𝐍 ꒱ ↷🖇 ೃ⁀➷ Mengabdikan diri menjadi anggota pasukan yang berjuang demi umat manusia. Mencari kebenaran tentang dunia yang kejam. ────────── ● ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ...