𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔

21 - Friction

Pendeta Nick telah terbunuh. Di dalam kamarnya yang berada di wilayah Distrik Trost. Dia ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Menurut yang Grace dengar dari Hanji, kuku-kuku jari Pendeta Nick telah tercabut. Namun, Hanji tidak bisa memastikan lebih jauh karena Polisi Militer melarangnya untuk memeriksa jasad Pendeta Nick.

Polisi Militer bersikeras mengatakan jika Pendeta Nick mati karena perampokan. Mereka mengatakan akhir-akhir ini memang banyak terjadi perampokan yang berakhir menjadi pembunuhan di Distrik Trost. Sebab itulah, mereka mengatakan pada Hanji tidak ada yang perlu diperiksa lagi.

Hanji dan Moblit yakin jika regu Interior Pertama pimpinan Djel Sannes dari Polisi Militer lah yang telah menyiksa Pendeta Nick hingga laki-laki itu mati. Terbukti dengan tercabutnya kuku-kuku di jari Pendeta Nick. Pencabutan kuku itu adalah metode yang digunakan oleh regu Sannes untuk menyiksa orang agar mereka mau berbicara. Tetapi, melihat Pendeta Nick telah mati, bisa disimpulkan jika laki-laki kurus itu tidak membuka mulutnya hingga akhir.

Perempuan berkacamata itu berpikir jika bukan hanya religion yang merupakan otak utama dibalik kematian Pendeta Nick. Mereka meminta bantuan dari Polisi Militer untuk mengetahui informasi apa yang telah diberikan pada Pasukan Pengintai.

Ya, dan Grace setuju dengan Hanji. Regu Djel Sannes tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu hanya karena alasan sepele. Ditambah, mereka adalah regu Interior Pertama, pasti ada hal lebih besar di belakangnya. Bukan hanya religion. Grace menduga jika pihak kerajaan juga telah ikut campur.

Tak lama setelah peristiwa itu, muncul perintah dari pusat untuk membekukan seluruh kegiatan Pasukan Pengintai, dan Erwin dinyatakan sebagai tahanan Polisi Militer karena dianggap telah melakukan tindakan kriminal. Selain itu, pihak pusat juga meminta Pasukan Pengintai untuk menyerahkan Eren dan Historia. Grace tak habis pikir jika mereka bertindak sejauh ini untuk melindungi rahasia di balik dinding. Artinya, rahasia ini benar-benar hal besar yang mungkin saja bisa menjadi jawaban mengenai para titan.

Untunglah saat peristiwa penangkapan itu, prajurit angkatan 104 yang sudah resmi menjadi anggota regu Levi tidak berada di markas. Erwin telah memerintahkan regu baru Levi untuk menghuni sebuah rumah di dekat hutan beberapa hari sebelumnya.

Sebelum dijadikan tahanan dalam pengawasan, Erwin juga sempat membuat surat untuk Levi dan menyuruh seorang prajurit perempuan bernama Nifa untuk mengirimkannya. Jadi, mereka pasti telah selamat. Begitu pula dengan Hanji dan anggota regunya. Dua kelompok itu pasti tengah bersama. Grace sangat yakin.

Dua jam sudah berlalu sejak penangkapan Erwin sang Komandan, dan Grace masih bersembunyi di atap salah satu bangunan yang bisa membuatnya melihat ke dalam ruangan Erwin. Manik zamrud-nya menatap sekeliling dengan awas.

Grace kabur tepat sepuluh menit sebelum Polisi Militer datang. Awalnya dia ingin mendampingi Erwin, seperti yang dia lakukan selama ini. Tetapi, Erwin memintanya untuk pergi agar rencana mereka bisa berjalan. Komandan berambut pirang klimis itu bilang rencana mereka tidak akan berjalan jika Grace juga ditangkap disini.

Ya, dan begitulah akhirnya, Grace pergi terburu-buru dari ruangan Erwin dengan 3D manuver gear. Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk mengganti gaunnya lebih dulu dengan kaos dan celana.

Perempuan bersurai cokelat ini langsung mendatangi Komandan Pixis dan memberikan sebuah surat yang berisi rencananya dan Erwin. Setelah itu dia kembali ke sini, melihat keadaan di bawah dengan hati-hati.

"Cih! Aku bahkan tak membawa tali rambut satu pun. Sial!" keluhnya setelah merogoh saku kecil di gaunnya yang kosong.

Perempuan berambut cokelat ini pergi tiga puluh menit kemudian. Berencana menuju hutan di dekat rumah yang dihuni Levi dan anak-anak 104. Dia pergi dengan bergelantungan di atas kota menggunakan 3D manuver gear. Grace tidak bisa pergi untuk mengambil White lebih dulu, karena markas Pasukan Pengintai masih dijaga oleh Polisi Militer dengan ketat.