07 - Rise and Fall

5.3K 690 67
                                    

Tahun 845

Pasukan Pengintai yang baru saja kembali dari ekspedisi luar dinding berjalan dengan wajah murung melintasi jalanan kota. Seperti biasa, prajurit yang kembali jauh lebih sedikit dari jumlah awal pasukan. Tangisan dan raungan dari orang-orang yang ditinggal mati terdengar begitu keras mengisi telinga para prajurit.

Grace mengepalkan tangan. Sudah lebih dari dua tahun dia bergabung dengan Pasukan Pengintai, tapi dia tetap tak terbiasa mendengar tangisan ketika kembali dari luar dinding.

Tanpa sengaja, manik zamrud-nya bertemu dengan manik zamrud seorang anak laki-laki yang melihat Pasukan Pengintai dengan kagum. Anak laki-laki yang selalu dia lihat setiap akan memulai ekspedisi dan setelah ekspedisi berakhir. Grace melemparkan senyum kecil pada anak laki-laki itu, dan dia bisa melihat jika pipi anak laki-laki itu mulai memerah.

Di sebelah kirinya ada Levi. Laki-laki berambut undercut itu berjalan dengan tenang. Grace tahu Levi juga sama sepertinya, tidak menyukai suara memilukan ini. Tapi, Levi tak menunjukkannya. Laki-laki pendek itu tak pernah menunjukkannya.

Erwin berjalan di belakangnya bersama dengan Keith sang Komandan. Sementara di depannya ada Mike, Nanaba, dan Hanji. Semua anggota regu Erwin.

Mereka semua tampak lesu.

Pada ekspedisi kali ini, mereka memang berhasil membuat rute baru di luar dinding. Namun, prajurit yang tewas dua kali lipat lebih banyak dari ekspedisi sebelumnya. Hal itu disebabkan karena banyaknya titan abnormal yang tiba-tiba muncul. Sudah pasti sang Komandan merasa sangat terpukul.

"Erwin, maukah kau menjadi Komandan?"

Grace menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang begitu mendengar perkataan Keith. Dilihatnya Erwin tampak terkejut sambil menatap sang Komandan.

Levi melakukan hal yang sama dengannya. Begitu pula dengan Mike, Hanji, dan Nanaba. Mereka menatap Keith dan Erwin. Terkejut dengan ucapan sepihak Keith dan penasaran dengan jawaban yang akan diberikan Erwin.

"Kenapa dengan anda?" Erwin balik bertanya.

Hening. Mereka semua menunggu jawaban dari Keith. Mereka bahkan tak peduli dengan posisi yang berada di tengah jalan.

"Aku menyesal dengan kematian banyak prajuritku. Aku akan bertanggung jawab dengan mengundurkan diri," jawab Keith dengan raut muka penuh penyesalan.

Semuanya terdiam. Mereka bingung bagaimana harus menanggapi perkataan sang Komandan.

Grace menatap Erwin dan terlihat jelas jika laki-laki pirang klimis itu masih terkejut. Memang selama ini Erwin sudah digadang-gadang akan menjadi Komandan yang selanjutnya. Tapi, Grace yakin Erwin tidak menyangka jika waktunya secepat ini.

Setelah terus diam beberapa saat, Keith mulai berjalan lagi. Meninggalkan mereka yang masih diam dengan wajah murung.

Tangan Grace mengepal. Dia tidak suka melihat komandannya begitu tersiksa seperti itu. Dia mulai menyesal karena tidak bergerak lebih cepat saat ekspedisi untuk menyelamatkan rekan-rekannya.

Puk.

Erwin menepuk pundak kanannya dengan ekspresi wajah yang lembut, "Ayo!"

Grace mengangguk, dia lalu menoleh pada Levi dan laki-laki itu tengah menatapnya dalam.

"Ayo!" Levi mengatakan hal yang sama dengan Erwin.

Mereka semua akhirnya berjalan lagi. Grace berada di antara Levi dan Erwin. Hanji masih berada di depannya bersama Mike dan Nanaba. Lalu, di depan mereka semua ada Keith. Laki-laki paruh baya yang berwajah sangar itu tampak lemah.

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Where stories live. Discover now