10 - Suicide Bombing

4.8K 618 19
                                    

Grace mencengkeram kerah baju seorang laki-laki bertubuh jangkung dengan tangan kirinya. Kedua zamrud-nya berkilat tajam, menunjukkan kemarahan yang sangat besar. Tangan kirinya bergerak mengangkat naik mengangkat laki-laki yang kerah bajunya sedang dia cengkeram.

Laki-laki itu terus memohon untuk diturunkan dengan napas yang terputus-putus. Matanya merah berair karena pasokan udara yang dia hirup tak seberapa akibat perbuatan yang dilakukan Grace. Kedua kakinya bergerak tak karuan, menendang ke segala arah.

Setelah melihat laki-laki itu hampir pingsan, Grace langsung membantingnya keras ke tanah. Menimbulkan bunyi jatuh yang cukup keras. Diikuti teriakan kencang penuh rasa sakit dari laki-laki yang kini memuntahkan darah dari mulutnya.

"Siapa kau?" tanya Grace dengan sorot mata yang dingin.

Laki-laki berambut hitam dengan seragam Pasukan Pengintai itu tidak menjawab. Dia hanya menangis karena merasakan sakit yang teramat sangat dari seluruh tubuhnya.

"Siapa yang menyuruhmu menyusup kemari?" Grace bertanya untuk kedua kalinya dengan dingin.

Tidak ada jawaban. Laki-laki itu terus menangis.

Grace bisa melihat jika laki-laki yang terkapar lemah di depannya ini sangat ketakutan dan putus asa. Dia telah menjadi tontonan untuk seluruh prajurit Pasukan Pengintai.

Sekitar tiga puluh menit yang lalu, Grace memergoki laki-laki berambut hitam itu saat tengah bersiap untuk melepaskan sebuah anak panah. Ya, dia adalah laki-laki yang sama dengan orang yang memanahnya tempo hari ketika tiga regu baru sedang memberi laporan padanya.

Grace yang sedang baru saja selesai memberi makan White, tanpa sengaja melihat laki-laki itu berada di salah satu pohon di halaman depan. Awalnya Grace pikir dia salah satu prajurit Pasukan Pengintai karena seragam yang dikenakannya. Namun, Grace merasa tidak pernah melihat wajahnya.

Ketika laki-laki itu menunjukkan panahnya, Grace segera menyadari jika laki-laki itu bukan prajurit Pasukan Pengintai.

Grace berlari dengan cepat menuju pohon tempat laki-laki pemanah itu berada. Matanya menangkap jika laki-laki itu terkejut melihatnya berlari dengan kecepatan penuh. Laki-laki itu lalu bersiap untuk kabur menggunakan 3D manuver gear, tapi Grace lebih dulu melemparkan pisaunya hingga mengenai kaki dan membuat laki-laki itu terjatuh dengan keras ke tanah.

Tangan kanan Erwin ini langsung menatap keji begitu sampai di depan laki-laki pemanah yang baru saja terjatuh. Dia lalu mulai bertanya tentang identitas dan siapa orang yang memberinya perintah. Namun laki-laki itu justru menyerang Grace. Tentu Grace dapat menghindari serangannya dan melancarkan serangan balik yang lebih menyakitkan.

Tanpa rasa kasihan, Grace menghajar laki-laki pemanah itu hingga membuat beberapa tulangnya patah. Jeritan yang dikeluarkan saat merasakan tubuhnya telah diremukkan terdengar oleh prajurit lain, hingga mereka menjadi berkumpul di sekeliling Grace dan melihat dengan ngeri apa yang sedang dilakukan oleh sang Nona.

"Kau tidak ingin menjawab?" Grace bertanya lagi dan hanya dibalas tangisan.

Mike dan Nanaba yang berdiri tak jauh dari Grace hanya menatap kasihan pada laki-laki yang masih terkapar mengenaskan di dekat kaki Grace. Jika sudah marah seperti ini, Grace akan menghajar lawan sepuasnya. Tidak peduli apakah sang lawan masih sadar atau tidak. Mike dan Nanaba pernah melihatnya beberapa kali sebelumnya, jadi mereka hanya diam karena Grace tidak akan bisa dihentikan. Perempuan berambut cokelat itu hanya bisa berhenti jika dirinya sudah puas, atau jika dihentikan oleh laki-laki pendek berambut undercut.

"Dimana Levi? Kenapa disaat seperti ini dia menghilang?" tanya Nanaba pada Mike.

Mike menatap Nanaba, "Nona Grace memberinya tugas untuk menjemput Erwin bersama regunya," jawabnya.

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang