37 - Clarity

2.3K 344 79
                                    

Getaran dahsyat tak hentinya terasa sejak sekitar lima belas menit lalu. Suara teriakan yang amat nyaring dan memekakan telinga tak kunjung berhenti. Begitu pula suara derap langkah kaki yang berlari. Semakin lama, suara-suara dan getaran itu justru bertambah semakin besar.

Entah apa yang sedang terjadi di luar sana. Grace tidak tahu sebab ruangannya berada saat ini sangat tertutup.

Sempat terbesit di pikirannya jika ada serangan titan. Dia kemudian menampiknya jauh-jauh karena sudah tidak ada lagi titan tak berakal yang tersisa di Paradis.

Tapi, sekali lagi pikiran itu terbesit usai teringat pada Zeke. Cairan tulang belakang dari adiknya itu bisa mengubah manusia menjadi titan. Bagaimana, jika seandainya Zeke dan Yelena telah melakukan sesuatu yang berkaitan dengan cairan tulang belakang?

Grace memandang kosong pada langit-langit ruangan juga tembok yang mulai retak. Meski sangat ingin pergi, keadaan tidak mendukung. Kondisi tubuhnya terlalu jauh dari kata baik untuk bisa melewati situasi ini.

Jika ruangan ini roboh, dia akan langsung mati.

"Sial!" Grace mengumpat. Tangannya mengepal kuat begitu teringat pada Levi.

Bagaimana keadaan pria itu sekarang? Apa yang dia lakukan? Apa dia masih menjaga Zeke di hutan?

Brak!

Netra zamrudnya membulat usai suara benturan antara pintu kayu dan tembok terdengar.

"Eren?"

Yang dipanggil tak menyaut. Justru bergegas menghampiri Grace lalu membawa sang Jenderal dalam gendongan. Buru-buru pergi keluar dari ruangan yang sebentar lagi roboh.

"Apa yang terjadi?" tanya Grace lemah. Tenaganya nyaris tidak ada.

Eren tidak menjawab. Pemuda yang sekarang nampak amat kusut ini terus melangkah. Bahkan menambah kecepatan hingga nyaris berlari.

Langit biru nampak tak lama kemudian. Namun, tidak bersih. Beberapa pesawat terbang terlihat memenuhi penglihatan. Lengkap dengan senjata yang siap ditembakkan.

'Apa ini?' Grace mulai bingung. Perasaannya menjadi tidak enak.

Matanya membulat sempurna begitu pandangannya beralih dari langit. Melihat sekeliling yang kini telah porak poranda. Bangunan-bangunan tinggi roboh dan musnah. Sepanjang pandangannya hanya tertangkap pemandangan yang buruk ini.

Tubuhnya bergetar hebat begitu menangkap sosok makhluk yang tadi dipikirkan. Titan. Bukan hanya satu atau dua, tetapi puluhan.

Titan-titan itu menyerang para penduduk Paradis dan menghancurkan segala hal yang menghalangi. Pasukan militer yang tersisa berusaha menghentikan sekuat tenaga. Meski begitu, mereka tetap kalah jumlah.

"Itu Eren Yeager!"

"Hentikan dia!"

Tangan Grace mencengkeram baju Eren kuat, "Eren? Apa yang kau lakukan?" tanyanya.

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Eren terus berlari. Semakin menjauh dari suara-suara yang menyerukan untuk menangkap Eren. Pemuda ini tak mengalihkan pandangan sedikit pun dari depan.

Grace tak tahan dengan keadaan yang membuatnya seperti orang bodoh ini. Dia sedikit menggerakkan tubuh agar kepalanya tidak terhalang oleh badan Eren, berusaha melihat ke belakang. Memastikan siapa orang-orang yang tadi mencoba menghentikan Eren.

Para anggota Pasukan Pengintai ada di sana. Hanji, Mikasa, Armin, Jean, dan Connie. Tetapi, Grace tidak melihat adanya sosok Levi.

"Eren!"

Pandangan Grace beralih ke depan, tempat Eren terus memandang. Matanya sekali lagi membulat ketika melihat Zeke berada di sana. Melambaikan tangan dengan begitu ceria pada Eren yang berlari mendekat.

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang