05. Rara Dan Teman Baru

108 73 136
                                    

Baca TAT jam berapa nih?

Sebelum baca, yuk spam 🌿 dulu

Selamat
M
E
M
B
A
C
A
.
.
.
.
.

🥳🥳🥳

Di sebuah sudut lorong terpencil, ruangan yang cukup remang, suasana sepi dan terasa jelas aroma keramik, di situlah aku berada. Terduduk di depan toilet yang akan kubersihkan nantinya.

Duduk meringkuk dengan lengan baju yang sengaja kugulung ke atas. Kepalaku bersembunyi di dekat lutut, membiarkan air mata mulai membasahi dasi biru tuaku.

Aku menangis? Ya, tentu saja.

Jangankan untuk membersihkan toilet, menekukkan lengan saja aku tidak bisa.

Lengan malangku terus kuluruskan membuat rona bekas hukuman itu terpampang jelas terlihat.

"Heh, ngapain kamu duduk di situ? Mau mesum ya?!"

Aku terlonjak.

Terdengar derap langkah yang berlari ke arahku.

"Ck, cewek di sekolah ini kok pada agresif semua sih. Kalian nggak bisa ya nahan hormon kalian yang lagi aktif-aktifnya berkembang?"

Bola mataku beralih ke arah sumber suara.

Tubuh tinggi dan berkulit putih terang. Bibirnya merah muda, tetapi hidungnya seperti perosotan, terlalu mancung. Kulihat ia sering mengibaskan poninya yang menutupi mata ketika sedang berbicara. Hm, lumayan tampan.

"Kamu ngomong sama aku?"

"Iya, aku ngomong sama cewek mesum!"

Mataku membulat tidak terima. Enak saja dia ini!

"Rara nggak mesum dan jangan asal tuduh ya! Lagian kamu siapa dateng-dateng main fitnah makhluk imut nan gemesin kayak aku, kurang kerjaan!" balasku berapi-api, sepertinya tenagaku telah pulih akibat tudingan mesum yang ia berikan. Kurang ajar!

"Udah mesum, nyolot lagi! Nggak usah ngelak deh ...."

Aku yang masih duduk di lantai menatapnya yang berdiri dengan sorot malas.

"Dikurangin ya minum bensinnya, jadi nggak terlalu ngegas kalau lagi ngomong. Lagian nggak bagus buat kesehatan," kataku yang membuatnya membuka mulut kaget dan melebarkan pupil kecoklatannya.

"Ini nih kalau orang udah salah, nggak bisa ngeles lagi, lama-lama ngomongnya bakal nggak nyambung sendiri. Dasar mesum!"

Aku yang telah muak dengan kata-kata 'mesum' yang keluar dari bibir tipis itu segera berdiri. Oh, ternyata dia tinggi sekali kawanz-kawanz. Menyesal aku telah berdiri karena tertampar kenyataan bahwa kepalaku hanya sampai batas dadanya saja. Untung Rara imut.

"Maksud kamu apa sih, mesum, mesum, mesum! Yang mesum tuh kamu. Nggak jelas, tukang fitnah, Cowok aneh!"

Lelaki aneh itu menatapku dari atas dengan pendelikan tajam. Aku tidak mau kalah, aku juga ikut menatapnya  bringas dari bawah dengan tangan berkacak pinggang.

"Eh, kalau mau pacaran jangan di sini. Mesum banget kalian berdua!" ucap seorang anak lelaki yang tidak kuketahui siapa namanya tiba-tiba berlalu di depan kami. Kemudian, masuk ke dalam sebuah bilik yang nantinya akan kubersihkan karena hukuman dari Bu Nining. Loh?

Teman Atau Teman? COMPLETEDWhere stories live. Discover now