18. Pementasan ... Dimulai!

85 35 208
                                    

HALLO APA KABAR?
KUSANGAT RINDU KALIAN🤧😚

BAGAIMANA HARI-HARI KALIAN TANPA UP DARI TAT? (DIH, LEBAY NANYANYA!)


HUHUHU NGGAK NYANGKA TAT UDAH 1 K READERS🤧 TERIMA KASIH ATAS SEMUA DUKUNGAN KALIAN YAK!

IYA, MASIH PERMULAAN KOK. BUT, MISSMOY  UDAH SENENG KALIAN SEMUA TELAH HADIR SEBAGAI AWAL YANG INDAH BAGI MISSMOY SENDIRI (TAU  AH, LAMA NGGAK UP MAKIN ALAY!)

😂😂😂

Oh, iya, part ini sedikit lebih panjang dari yang sebelumnya. Hope you like it💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
..

..

"Inget ya Yus, nanti kamu nangisnya waktu nggak bisa ngambil gelas di meja, bukan waktu Hana nyembuhin kamu lewat sihir dumangnya loh ya. Jangan salah!"

"Nggak mau ah, Ra! Mending aku nangisnya waktu disembuhin Hana aja. Ngambil gelas di meja nggak sesakit disihir dumang ala Hana!"

Aku menghela napas. Pementasan kelompok kami akan segera dimulai, tetapi aku belum bisa membujuk Zayus untuk menyetujui masalah sepele ini.

"Udah Yus, terima nasib aja. Lagian nanti waktu aku nyembuhin kamu, nggak ada adegan tendang sama sepaknya kok," tutur Hana yang tengah meneliti benda pusakanya--radio dangdut yang akan ia gunakan sebagai tongkat sihir sekaligus sapu terbangnya nanti.

"Iya, nggak ada main tendang emang, tapi dijambak itu sakit loh Beb! Nggak kasihan apa sama Babang Zayus yang tam—"

"Nggak tuh, malahan aku seneng waktu tau kalau saat aku nyembuhin kamu nanti, ada adegan jambaknya. Ternyata peran aku jadi nenek sihir nggak parah-parah amat. Makasih ya Ra!" ucap Hana girang. Ia mulai berdiri dan membenarkan posisi kostumnya.

"Rara ... Ya kali penyiksaan aku nggak ada habisnya? Aku udah ikhlas lahir batin loh Ra harus ngesot, masih harus nih aku jadi korban cinta kalian melalui adegan jambak nanti?"

"Ya ... gimana ya Yus, peraturan di Dunia Mungil Rara emang kayak gitu. Yang sabar ya, nanti kalau ada tugas kelompok buat drama lagi, aku bakalan jadiin kamu tokoh yang lebih keren dari ini deh," ucapku mencoba untuk menghibur Zayus.

"Oh, nggak usah repot-repot Ra. Aku nggak mau kamu capek, apalagi sampai harus ... bikin naskah lagi? Haha ... mending nggak usah deh Ra. Hahaha ...."

Aku mengendikkan bahu acuh tak acuh. Padahal, aku sudah berbaik hati pada Zayus untuk ... ah, sudahlah!

Saat ini, aku dan seluruh teman kelompokku sedang bersiap-siap di luar kelas. Kami menunggu kelompok yang saat ini sedang menampilkan drama di depan kelas selesai.

Kelompok kami, kelompok dua. Itu sebabnya kami sudah siap sedia di depan pintu.

"Sekian penampilan dari kami, terima kasih ...," ujar Meisa si ketua Cabe Pasar dari kelompok satu. Ucapan yang kelewat manja darinya itu dihadiahi juga tepuk tangan yang meriah oleh seisi kelas akibat kinerja mereka dalam menampilkan drama Cinderella versi Cabe Pasar tersebut.

"Eh, Zayus, sini kamu! Udah mau mulai nih kita," tutur Hana yang sudah siap dengan radionya. Zayus pura-pura tidak mendengar, ia sibuk membenar-benarkan rambutnya yang klimis.

"ZAYUS!" teriak Hana lagi tetapi si biang emosi masih tetap diam.

DUGH

Sebuah sepatu melayang di udara dan mendarat tepat di wajah Zayus. Dengan jurus dikejar Hana, Zayus langsung berlari mengambil posisi untuk segera memulai drama.

Teman Atau Teman? COMPLETEDWhere stories live. Discover now