23. Curiga

39 11 30
                                    

Hola ... apa kabar?!

Beli duku di pasar Patimalan.
Kusangat rindu kalian!
💜

Ucapkan satu permintaan kalian di part ini, boleh?

Me: bisa menghilangkan rasa malas untuk menulis selamanya! Bisa membungkam mulut seseorang yang asik berkicau di luar sana tanpa tau apa-apa! Bisa bersandar pada sesuatu yang tidak akan pernah menikam dari belakang. Bisa terus melihat komenan penyemangat dari teman-teman sekalian. Bisa berteriak, memberontak, dan mencabut segala cap yang asal dilengketkan tanpa berpikir bagaimana kondisi mental yang saat ini ... kuperangi?

Eh, lebih dari satu permintaan ternyata.
😂
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hope you like it💜
.
.
.
.
.
.
.
..

Btw, MisMoy pingin nangis sambil teriak sekarang, wkwk

Semoga part ini nggak kacau😂

OKE, ABAIKAN IKLAN DI ATAS.
SELAMAT MEMBACA 💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sepasang roda Nemsy melaju dengan cepat memburu jalanan yang sepi. Pak Didin yang masih bersampirkan handuk merah di pundaknya saja sampai terkejut melihatku yang sudah berdiri di depan gerbang sepagi  ini. Aku hanya tersenyum saat ia menanyakan apa tujuanku berangkat lebih awal dari biasanya. Meski mendapat tugas untuk menyiapkan segala kertas dan harus berangkat sangat pagi, tidak pernah aku sampai di sekolah saat pintu gerbang pun belum terbuka untuk menyambut para siswa. Aku telah sampai di sekolah pukul 05.29 pagi.

Pagi ini juga, aku terpaksa berbohong kepada Bunda dengan mengatakan bahwa aku akan menjumpai guru untuk meminta kelas belajar tambahan supaya bisa diijinkan berangkat sepagi ini. Selain harus menyiapkan kertas-kertas yang sesuai dengan ketentuan tema hari ini, ada satu masalah lagi yang harus kurenungkan untuk mendapatkan pencerahan.

Ceklek

"Huh, sampai juga!" ucapku lega. Walaupun aku berangkat dengan menggunakan Nemsy, tetap saja harus berlari melewati koridor yang  pagi ini masih sepi layaknya hati seseorang yang tak berpenghuni. Sepi membuatku takut, dan takut, membuatku berlari. Lantas berlari, membuatku sangat ... lelah!

"Oke, tenang Rara ... tenang! Kita selesaikan semua satu persatu."

Kusampirkan tas sandangku pada kursi kosong di sebelah tempat dudukku. Lantas mengambil sebuah buku dan pena dari dalam tas tersebut. Memposisikan tubuh dengan nyaman, kemudian mulai berpikir dan menuliskan sesuatu.

1. Kuas Tak Bertinta

-surat pertama (loker Rara), menggunakan inisial Serofina A.

-surat kedua (bentuk puisi di mading)
-surat ketiga (bentuk quotes bertema/di mading). Inisial yang digunakan dari dua surat ini adalah S. A.

Teman Atau Teman? COMPLETEDOnde histórias criam vida. Descubra agora