6. Larasati

169 32 2
                                    

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Setengah bulan aku dan pasukanku melakukan patroli sepanjang sungai pamali hingga muara sungai sanggarung, keadaan wilayah perbatasan aman, yang tidak aman sebenarnya adalah para prajuritku,

sepanjang jalan aku mendengar anak buahku bicara tentang wanita itu,

pengasuh Raden Turangga Wesi ...

Carut salah seorang prajuritku yang menemukannya, selalu menggembar gemborkan bahwa dialah yang paling berjasa dan paling berhak atas diri wanita itu,

entah kenapa itu menggangguku, malam ini setelah kembali ke barak aku memanggilnya kedalam barakku, aku harus membungkam mulutnya yang selalu membicarakan wanita itu dan membuat seluruh pasukanku menjadi terlena,

aku muak berpikir para prajuritku tidur sambil membayangkan apapun yang di ceritakan Carut pada mereka,

.

.

"Maaf gusti ... gusti memanggil hamba ..."

.

"Ya ... aku memanggilmu karena sudah bosan mendengar para prajuritku berbicara tentang wanita yang sekarang menjadi pengasuh puteraku ...

setelah ini ... jika masih ada yang membicarakan wanita tawanan itu maka aku akan mengeluarkanmu dari pasukanku ...

mengerti Carut ...?"

.

"Ma ... Ma ... Maafkan ham ... hambaa gusti, hamba berjanji tidak akan menyebutnya lagi, dan hamba akan mengatakan pada teman teman yang lain untuk tidak mengungkitnya lagi ... Moo mo mohon amp ... ampun gusti ..."

.

"Kembali kebarakmu, kita akan bertukar tugas dengan pasukan senopati Galih Perbawa, jadi kalian bisa pulang dua hari sebelum berlatih ..."

.

"Baik gusti senopati ... terima kasih, hamba undur diri ... "

.

.

.

.

.

Aku memacu kudaku menuju istana dimana kedua istri dan anakku berada, merindukan Turangga Wesi  yang pasti akan berteriak bahagia melihat kedatanganku,

.

tapi ...

seperti ada yang berbeda sore ini ...

nyi Esuk terbirit birit berlari mencari Turangga Wesi, aku tidak melihat dia pendopo seperti biasanya, kedua istriku pun tidak terlihat sama sekali,

.

"Nyiiii ... kemana semuanya ..."

.

"Aaa ...

Travel To 1279 SakaWhere stories live. Discover now