16. Hanya Ingin Pulang

106 31 5
                                    

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Malam berganti pagi, dengan pagi yang basah, Larasati menangis sepanjang malam dan baru terlelap menjelang pagi,

aku juga melihat Turangga bangun tapi memilih tetap di pelukannya, sesekali menciumi pipi gembilnya,

ada apa sebenarnya dengan kami ...

selama ini aku tak pernah melihat anak kecil mencium orang tua mereka, termasuk Turangga yang tidak pernah di didik dengan mencium ibundanya,

tapi yang di lakukannya dengan Laras, apakah itu di perbolehkan ?

dia hanya anak anak ...

bagaimana denganku yang sudah menciumnya lebih dari sekali, aku bahkan telah menjamah bagian tubuhnya yang lain, tentu berbeda dengan yang dipikirkan Turangga ...

tapi rasanya tetap aneh melihat Turangga memeluk dan mencium pipi Laras.

.

.

.

.

Saat dia bangun dan melihat sekitar entah apa yang di tunggunya ... dia kembali menatap kami semua dengan putus asa,

.

"Bibi ... apa bibi sakit ? " tanya Turangga menyentuh dahinya

.

"Jaga sopan santunmu Raden ... kau sedang berhadapan dengan orang yang lebih tua darimu ..."

.

"Maafkan ayahanda ..." Turangga beringsut mendekatiku dan berbisik dengan keras,

.

"Ayo cepat pergi dari hutan, bibiku takut hutan, ini sangat tidak baik ..."

.

aku sungguh salut akan kepandaian Larasati mempengaruhiku dan juga anakku, baru saja anakku memintaku untuk mengikuti keinginan seorang pelayan,

.

"Turangga tunggulah disini, ayah ingin bicara dengan bibimu di luar ..."

.

Turangga hanya mengangguk, Cakra masuk untuk menjaga Turangga dan beberapa prajurit berlalu menjauhi kami ...

Travel To 1279 SakaWhere stories live. Discover now