61. Kujalani takdirku

105 24 4
                                    

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Awalnya aku ingin berpamitan pada Larasati, tapi aku tidak tega ...

ditambah lagi dia bukan perempuan yang hanya diam menunggu, dia pasti akan ikut denganku menjemput ajal ...

dan aku tidak seberani itu, hanya membayangkan saja jiwaku sudah terguncang ...

cukup senang dengan melihat senyumannya, menyentuh tubuh lembutnya, kutahan mataku untuk terpejam hanya untuk memuaskan dahaga rinduku padanya ...

Dia memajukan bibirnya saat aku melangkah pergi sebelum akhirnya aku mengambil langkah dan dengan ilmu ringan tubuh ...

Secepatnya menemui Dyah Kinasih ...

Istriku ...

yah ... Istriku yang harus kujaga setelah kepergianku ...

Aku sungguh tidak bisa menahan perasaan saat menemuinya ...

Jika di tanya cinta tentu Larasati adalah pemiliknya, tapi Dyah Kinasih adalah seorang yang berbeda ...

Dia berada di pendopo kadipaten bersama para wanita lainnya, mereka belajar meronce bunga dan merangkainya untuk acara pemujaan ...

Aku sungguh tidak bisa menahan perasaan sedihku, aku khawatir meninggalkannya di kadipaten ini, keluarga paman Dasajati bukanlah keluarga yang baik untuk di titipi adik  tersayangku ... aku tidak bohong jika aku menyayangi Dyah Kinasih, aku tidak ingin hidupnya menjadi sulit setelah aku tidak ada.

Hanya sesaat setelah kami bertatapan, dia memanggilku dengan suara lembut mendayu ...

.

"Kandaa ..."

.

Mendengar suaranya membuatku goyah ... mataku terasa lembab saat dengan cepat aku meraih tubuh mungilnya memeluk dan mencium keningnya dalam, memeluknya lagi, aku bahkan membungkuk memeluk dan mencium perutnya,

.

"Kandaaa ...
aku malu ... kau kenapa ?"

Para wanita itu undur diri hendak beranjak, aku melihat bibi Sekar dan kedua anaknya yang berwajah masam saat melihat kami.

.

"Aku merindukan mu ...

rindu sekali
apakah anakku sudah ada disini ...?"

Travel To 1279 SakaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora