Travel To 1279 Saka

14. Dewi Nandini

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Aku Nandini ... Dewi Nandini dari Sagalabungah, menikahi sepupuku sebelum daerah kami dihancurkan begal dan membunuh suamiku,

aku yang tengah hamil tujuh bulan diselamatkan pasukan patroli kerajaan Sunda,

Raden Galih Perbawa yang menyelamatkanku, sekaligus memberikan kesempatan padaku untuk bertemu dengan adik iparnya,

aku tidak tau seberuntung apa aku hingga akhirnya adik iparnya bersedia menikahiku yang berumur lebih tua darinya, memberikan kasih sayang penuh pada anak yang bukan anaknya,

dia adalah dewa yang berwujud manusia, walaupun terlahir dari ibu yang begitu jahat, sampai hari ini Raden Teja Wiguna tidak tau jika penyusup yang membuatku keguguran adalah suruhan ibu kandungnya.

.

.

Seorang ibu tentu menginginkan yang terbaik untuk anak tampan semata wayangnya itu, jelas dia sangat kecewa puteranya menikahi janda yang sedang mengandung anak orang lain, setelah melahirkan Turangga aku bisa memahami itu.

.

Turangga seperti anaknya sendiri,

Gusti senopati biasa menghabiskan waktu bersama Turangga sejak dia bayi, dia menyukai anak anak, tidak segan menggendong Turangga, membawa anak itu kekamar pribadinya, juga tidak merasa jijik jika tiba tiba anak itu ngompol di gendongannya,

.

Secara resmi kami menjadi suami istri setelah dua tahun menikah, berawal dari yunda Manisha yang melahirkan anak pertama mereka, malam itu dengan gugup suami tampanku menyampaikan maksudnya, dia takut jika aku merasa terganggu dengan keadaan Turangga yang masih berusia dua tahun, tapi tentu bukan itu yang membuatku gugup ...

menjalani malam pertama dengannya membuatku sangat rendah diri, aku yakin banyak wanita yang melebihiku yang harusnya bisa melayaninya,

...

Malam itu ... aku merasa sangat bahagia, melebihi bahagia di hari aku menikah, bahagia yang berbeda dari memiliki Turangga, bahagia seolah mendapatkan kehidupan baru bersama suamiku ...

Kehidupan kami menjadi sempurna sejak hari itu ... sampai aku mengandung anaknya, anak pria yang aku sayangi, adik Turangga yang akan melengkapi keluarga kecil kami.

.

.

.