18. Aku sedih

127 30 4
                                    

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Aku sediiiiih sekali ...

Selama di hutan aku bersama ayahanda, aku lihat bibi Laras sangat sedih, kami berpisah setelah sampai di tempat uwak Mahesa,

Aku bersama pelayan uwak sepanjang hari, tapi aku tidak suka, emban itu bau sangit, tangannya kasar dan bau bawang, tidak seperti bibiku ...

aku jadi kesal ...

emban itu juga tidak bisa masak, masa aku disuruh makan singkong sebesar lengan ayahanda ...

gigiku kan masih kecil, bagaimana kalau mereka kesakitan di suruh mengunyah singkong sebesar itu ...

mana rasanya hambar, benar benar jauh dari bibiku ...

kalau bibi singkong seperti itu pasti akan di potong kecil kecil, lalu diberi madu, atau diberi santan dari gula kelapa, dimasak sampai empuk jadi aku tidak susah menelan ...

Tapi bibi bilang aku harus tetap hormat pada siapapun, jadi aku hanya diam dan makan sedikit.

.

.

Aku terbangun mendengar teriakan bibiku ...

suaranya melengking dimalam hari, ada paman Cakra dan emban yang memelukku ... tapi aku tidak suka ...

lebih baik aku tidur sendiri daripada di peluk emban itu ...

aku sedih bibi memanggil manggil papa ...

siapakah papa ?

apa dia anak bibi ?

aku ingin menangis mendengar teriakan bibi, tapi paman Cakra bilang ayahanda sedang mengobati bibi, semoga saja bibi cepat sembuh,

aku berjanji akan mengajak bibi ke pasar jika bibi sembuh, dia sangat suka belanja,

kalau di pikir lagi, kami juga pernah masuk kedalam hutan ...

Tapi bibi tidak sampai kerasukan, kami malah tidur hanya di bawah pohon, memang sih bibi selalu menjerit melihat hewan kecil, tapi itu tidak apa apa,

...

Semua itu memang salahku ...

andai saja aku terus menjaga bibi, tidak ketiduran, kan bibi tidak perlu ketakutan dan akhirnya kerasukan,

iya ... semuanya ini salahku, maafkan aku bibi ...

.

.

.

.

Ini sudah sehari ... aku benar benar bosan karena tidak bisa menemui bibiku ... meskipun uwak Mahesa baik ...

tapi tetap saja ... anak kecil membutuhkan bibinya ... bukan uwak nya  ...

jadi hari ini aku berusaha membujuk ayahanda untuk bisa menemui bibiku dan aku berhasil,

Travel To 1279 SakaWhere stories live. Discover now