47. Bertemu Dyah Kinasih

84 22 1
                                    

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜


Sagalabungah di masa kepemimpinanku ...

kami melakukan perjalanan setiap bulan selama kurang lebih dari satu pasaran, mengelilingi desa desa dan menanyakan perkembangan desa mereka, segala kesulitan yang mereka hadapi dan mencatat semua keluhan agar tidak satupun terlewat atau terlupakan,

biasanya aku akan membicarakan banyak hal pada para punggawa kadipaten di siang hari, dan malam harinya aku akan bertanya pada Larasati ... istriku ...

aku sudah menikahinya di depan makam ayahanda Raden Windujati beberapa bulan lalu meskipun Laras berusaha menyangkalnya,

itu tidak sah katanya ...

tapi aku tidak peduli ...

menurutku dia sudah jadi istriku ... buktinya kami sudah melakukan semuanya ...

Larasati selalu berkata tidak ingin mengubah sejarah hingga dia menyembunyikan hubungan kami ...

entahlah ...

aku tidak ingin membuatnya sedih dengan memaksanya memiliki penerus dariku, bersama dengannya saja sudah membuatku bahagia,

dan meskipun katanya tak ingin punya anak, tapi dia begitu peduli  pada anak anak, tak pernah kami melewati desa tanpa melihat anak anak lebih dahulu,

ada saja yang dia lakukan bersama anak anak, seringkali dia membuat makanan dan membagikannya pada anak anak, membeli banyak kain untuk diberikan pada  anak anak perempuan, dan tentu saja  memberi gula gula yang selalu di tunggu anak anak setiap kami lewat ke banyak desa,

kemajuan dalam hubungan kami juga terasa semakin baik,

tak jarang dia yang datang padaku di istana kadipaten dengan alasan jika aku memanggilnya, atau mengantarkan makan malam,

dia tidak berdusta untuk semua alasannya, aku tidak akan menolak kedatangannya dengan atau tanpa membawa apapun, karena yang kubutuhkan memang hanya dia ...

.

kami akan menghabiskan malam bersama meski dengan banyak perdebatan di esok pagi ...

aku tidak mengizinkannya pergi menjelang fajar, karena ternyata pada saat saat itu adalah dimana aku menginginkannya, dan tentu saja aku tidak akan membiarkan istriku berkeliaran sendiri menuju kaputren,

lebih sering aku yang akan mengantarkannya kembali ke biliknya sambil berjalan pagi,

atau kami akan berlatih ilmu kanuragan yang menurut bahasa  Laras itu hanya modusku untuk dapat menyentuhnya tanpa di curigai orang ...

Itu benar ... selalu ada alasanku untuk menyentuhnya saat kami berlatih, begitulah hubungan mesra kami beberapa tahun ini terjalin.

.

Travel To 1279 SakaWhere stories live. Discover now