Extra (POV Rion)

44.4K 3.2K 948
                                    

Haloo teman-teman, Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin yaa 🙏🏻☺️

Di sini, aku posting potongan POV Rion bagian flashback untuk di versi novelet nanti, sekaligus hadiah kecil untuk ultah visual asli cast Rion yang kugunakan ❤️ Anggap saja juga semacam spoiler sebelum diterbitkan 🤭🤭 Jika kalian lupa, ini kilas balik di chapter 3 ya...

Di sini, aku posting potongan POV Rion bagian flashback untuk di versi novelet nanti, sekaligus hadiah kecil untuk ultah visual asli cast Rion yang kugunakan ❤️ Anggap saja juga semacam spoiler sebelum diterbitkan 🤭🤭 Jika kalian lupa, ini kilas ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy Reading


Flashback

Sekembalinya dari Amerika dua hari lalu untuk menghadiri pernikahan Star minggu ini, Rion dan kekasihnya memutuskan sarapan di rumah orang tuanya. Mengobrol sebentar di bawah, ia naik ke lantai atas untuk menyambangi kamarnya yang selama tiga tahun ditinggalkan, sementara Chloe masih di dapur bersama kerabat lain. Rindu sekali suasana di kamar ini dan segala pernak-pernik di dalamnya. Tiga tahun benar-benar bukan waktu yang mudah, tetapi mau tidak mau harus tetap dijalani agar kualitas pendidikannya bisa sejajar dengan para tetua.

Dan ... agar ia juga bisa perlahan lupa.

Membuka pintu, ia masuk ke dalam. Masih sama, tidak satu pun benda yang diubah tata letaknya. Karena sebelum Rion berangkat, ia sudah meminta secara khusus pada ibunya agar tidak memindahkan barang apa pun yang ada di sini, sebab apa yang dipasang, itu lebih dari berarti. Ia tidak pernah memasang foto siapa pun kecuali sosok itu cukup penting dalam hidupnya.

Menyusuri setiap area yang kental sekali dengan nuansa remaja, ia tertawa kecil melihat beberapa potret absurd yang terpajang di kumpulan pigura. Kenangan dan beberapa momen manis, terabadikan dengan baik di ruangan ini. Kumpulan foto-foto kecil yang dijadikan satu ke dalam frame besar dan tergantung di dinding, terlihat mencolok di antara benda lain yang berada di kamar ini. Tentang kebersamaannya dengan Allea beberapa tahun lalu, tentang bagaimana menyenangkan saat setiap detik dihabiskan dengannya—entah sebagai teman, atau layaknya adik-kakak selama menjalani hari-hari berat anak itu ketika menjalani kemoterapi yang menyakitkan.

Tidak cukup pada dinding, dua pigura foto yang diletakkan di atas nakas bagian kanan dan kiri tempat tidur juga ikut menghiasi. Masih sama isinya, foto dirinya dan Allea. Tampak seperti tidak ada kerjaan memang, tetapi Rion suka melihatnya. Wajah anak itu terlihat putih pucat dengan kepala yang lebih sering ditutupi beanie, tetapi selalu tampak semringah. Allea amat menggemaskan, manis sekali. Rion suka pada semangatnya yang begitu tinggi. Allea juga adalah sosok yang membuatnya bangkit dari sakitnya patah hati.

Bersamanya, ia mulai tumbuh menjadi pria dewasa. Tidak pernah dianggap anak kecil, dan menyenangkan bisa menjadi lelaki yang dapat diandalkan. Ia tidak pernah tahu kalau hadirnya bisa berguna juga, sebelum Allea ada. Rion pikir dirinya hanya akan dianggap anak bungsu yang polos dan naif. Tetapi tak disangka, Allea menjadikan dirinya pusat dunia. Dia memberikan banyak cinta—lebih dari apa yang Rion pantas terima.

Jika ditanya apa arti Allea di hidupnya? Dia adalah segalanya. Benar-benar segalanya. Dia akan selalu menjadi sosok yang tidak ingin pernah Rion lepaskan, bahkan ketika keadaan harus memaksanya untuk melepaskan. Apa pun yang terjadi di masa depan, bayangan Allea keluar dari hidupnya, jauh terasa mengerikan dari kematian. Memikirkannya saja ia tidak ingin. Entah mengapa, Rion pun tidak pernah tahu jawabannya.

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang