Chapter 38

91.6K 9.4K 5.3K
                                    

Haii... masih pada nunggu? 🥺 Maaf ya baru sempat update. Sebenernya aku udah info dari dua hari lalu di instagram kalau update akan aku hold karena WP sempat error dari 3 lalu kemarin. Aku juga nggak yakin chapter ini masuk notif nggak ke kalian. Kalau misal ternyata masih error dan enggak muncul, satu jam setelah di update, akan aku unpublish lagi. Aku publish ulang setelah normal.

Jika notif masuk, info yaaa 🥺 🙏🏻





Happy Reading



***
Rion masih diam, berusaha mencangkul pita suara yang kesulitan dikeluarkan.

Di kursi itu, Sandra terisak pilu. Dia terluka begitu hebat dengan kedua mata sembabnya yang masih mengalirkan bulir bening. Dia pasti begitu hancur saat tahu anak mereka diambil Tuhan tanpa tahu kalau janin kecil itu pernah hadir di hidupnya.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan, Sandra?" Rion menghampirinya, mengangkat bahu perempuan cantik itu yang bergetar dan mereka saling berdiri berhadapan. "Apa yang kamu inginkan dariku? Apa maksudmu mengatakan semua fakta ini sekarang dan di malam pernikahanku?" parau, suaranya nyaris tak terdengar.

Sandra menatap Rion begitu lekat, ia masih sangat mencintai pria ini. Parasnya yang cantik tampak pucat, dan Rion kembali menyeka air matanya dengan sangat hangat di bawah tatapan teduh nan menenangkan.

"Sandra, anak kita sudah diambil Tuhan. Aku sangat terpukul atas berita ini, dan aku turut berduka cita. Tapi, istriku ... masa depanku, dia juga sedang mengandung darah dagingku. Aku sebentar lagi jadi Ayah bagi anak kami. Aku sudah menikah sekarang, tidak ada yang bisa kulakukan selain menguatkanmu seperti ini."

Suara Rion terdengar lembut, berat seperti biasa, menatapnya dengan tatapan yang dulu sering sekali diberikan padanya. Lelaki ini ... masih menyimpan rasa. Sandra tahu itu.

"Ri...," Ia berusaha menahan isakan, menggigit bibir bagian dalam, ketika dengan tegas dia mengatakannya.

"Kita akhiri, kita sudah tidak sejalan lagi. Tujuan kita sudah tidak sama. Perasaan kita juga sudah tidak berumah."

Sandra menggeleng terus-menerus—enggan mendengarkan ucapannya yang begitu menyayat hati. "Stop, it, Ri. Aku tidak ingin mendengarnya!"

"Aku lelaki beristri sekarang, dan tujuanku pulang bukan lagi padamu. Kamu tahu itu, Sandra," lanjut Rion, menegaskan statusnya. "You have to move on, you deserve better than this."

"Aku bingung. Aku masih sangat mencintaimu, tapi sekarang kamu milik Allea. Aku tahu kamu mencintaiku juga, masih sama besar seperti dulu. Iya, kan?" matanya yang merah terpicing. "Aku bisa merasakannya, Ri. We still love each other!"

"Sandra, berhenti mengatakan hal ini. Sebesar apa pun aku mencintaimu, semuanya tidak akan berguna karena aku sudah secara resmi milik Allea. Jika kamu seperti ini, kamu hanya akan semakin terluka. Sungguh, aku tidak ingin menyakitimu lebih dari ini." Rion mengatakan sangat pelan, mencoba memberinya pengertian. "Please, just stop. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik, Sandra. I'm an asshole. Aku sangat kotor, lebih kotor dari yang tidak akan bisa kamu bayangkan. Aku tidak pantas untukmu, and I mean it."

"Aku tidak peduli. Aku tahu kamu seorang bajingan, tapi aku tidak bisa berhenti menginginkanmu, Rion!" Wajah Sandra memerah, meremas kedua tangan Rion yang terasa dingin. "Jika kita saling mencintai, kenapa kita harus saling meninggalkan? It doesn't makes sense at all!"

"Aku merusak Allea, dan biarkan aku bertanggung jawab secara penuh padanya!" tekan Rion, frustasi. "Dia sedang mengandung darah dagingku, San, aku yang menghancurkan masa depannya. Aku tidak bisa lebih brengsek dari ini. Please, jangan memperumit semuanya. Kamu tidak akan mendapatkan apa pun, kecuali luka."

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang