Chapter 27

69.6K 9K 3.3K
                                    

Haii... maaf baru bisa update setelah lebih dari satu minggu. Maaf banget 🙏🏻 Beberapa hari ini kepala serasa kayak mau pecah aja ngurusin hal yang nggak terlihat. Penyakit non-medis ini benar-benar menyita pikiranku dan keluargaku. Kami sekeluarga bahkan sempat harus pindah rumah dulu untuk sementara waktu sampai semuanya pulih, baru balik lagi pagi ini ke rumah. Kurang tidur dan kurang istirahat. Semua energi rasanya terkuras habis karena ini juga pengalaman pertama kalau yang menimpa keluarga. Muak, jengah, lelah, semuanya jadi satu. Meskipun tahu, Tuhan nggak memberi cobaan melewati batas para hambanya 😇

Sekali lagi, terima kasih banyak atas kesabaran dan doa-doanya. Sebenernya, aku juga selalu update info alasan aku nggak bisa update on time di instagram. Kalian boleh follow, selama mengikuti ceritaku mungkin, supaya nggak bertanya-tanya aku kemana. Setelah dirasa nggak ada yg ditunggu lg, boleh unfoll lg kok 🤗

Mulmed: Melepasmu - Cover




Happy Reading

Rion berlari menyusul Allea yang berlalu begitu cepat

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.




Rion berlari menyusul Allea yang berlalu begitu cepat. Pembicaraan mereka belum selesai. Pun dengan perasaan Allea yang masih terlihat jelas terbingkai. Rion tidak ingin Allea pergi meninggalkan terlalu banyak pertanyaan di kepala. Mereka berdua sama-sama tengah dalam kegamangan. Ia tahu, ia hanya terlalu terbiasa dengan kehadiran Allea. Puluhan tahun, mereka menghabiskan waktu bersama. Sehingga saat Allea mulai berhenti mengejar, dan ia pun berhenti berlari, ia tidak lagi menemukan tanda-tandanya mendekati. Saat menoleh ke belakang, ia sudah tidak menemukan kehadiran Allea lagi yang akan berusaha untuk berdiri di sisi.

Iya, Rion hanya tidak terbiasa. Ia merasa ... kehilangannya. Itu saja.

Mereka berdua tidak seharusnya terus menghindar. Semua kekusutan harus segera diluruskan. Jikapun ia akan menikahi Sandra, semua pikiran tentang Allea—apa pun—harus usai. Ia tidak boleh berada di ambang kebimbangan. For God's sake, ciuman yang ia lakukan adalah hal paling bodoh dan kekanakan untuk membuatnya tetap tinggal. Ia egois. Tetap saja, Allea tidak akan pernah menjadi perempuan yang dipilihnya. Tidak. Kehidupan Allea masih terlalu panjang, dan ia bukan seorang pedofil—seperti yang dikatakan orang-orang. Ia lelaki dewasa tiga puluh tahun. Menggelikan berhubungan dengan gadis delapan belas tahun yang masih berseragam SMA.

Allea tidak lebih dari gadis kecil yang dulu butuh perlindungan. Dan sekarang ... secara kebetulan berhasil menyisakan kekosongan. Hanya tentang waktu, dan secepatnya juga akan berlalu. Tempat itu akan terisi lebih penuh dari biasanya. Ia akan berkeluarga, sementara Allea hidup dengan impian masa depannya.

Langkahnya terhenti, seraya mengedarkan pandangan ke arah lobi gedung yang mulai sepi. Hanya perlu beberapa detik, matanya jatuh pada siluet punggung Allea yang terlihat berada di depan pintu keluar. Dia tertatih lemah, dengan tubuh basah kuyup.

Tidak menunggu lama, Rion mempercepat langkah. "Alle—" hanya sebelum ia menyelesaikan panggilan, London datang dari arah berlawanan.

Tubuh Rion langsung terhenti, ketika mereka mulai saling menatap, dan tampak serius berbicara. Kekehan garing Allea akan sesekali terdengar, menegaskan dia baik-baik saja, tetapi hanya Tuhan yang tahu ketika suaranya terdengar begitu berat untuk dikeluarkan. Raut khawatir terpancar jelas dari wajah London, satu tangan lelaki itu menangkup wajah gadis itu—seolah lebih mengerti luka Allea dibandingkan dirinya yang lebih lama mengenalnya. Rion tidak bisa mendengar jelas apa yang Allea katakan, tetapi dia mulai menangis.

Chasing Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن