Chapter 39

70.2K 9.3K 5.2K
                                    

Haii... maaf sekali baru bisa update 🙏🏻 Masih pada sudi nunggu kah? 🥺

Mulmed: Luka yang Kurindu - Mahen




Happy Reading

Aku pernah memaksa Tuhan untuk menakdirkan kamu padaku.
Untuk menjadikan kamu milikku.
Hingga tiba saatnya aku sadar, bahagiamu bukanlah aku.
Aku minta maaf, pernah begitu egois untuk bisa sedikit saja merasakan bagaimana dicintai olehmu.


***
Allea sudah tidak melihat Rion dalam pandangan. Ia ditinggalkan, tetapi tidak apa. Ia hanya perlu mengambil dan membuang napas panjang, sebelum ikut menghela langkah ke dalam. Rion sangat panik, Allea mengerti. Bukan sebuah dugaan kosong ketika ia mengatakan Rion masih sangat mencintai Sandra. Faktanya memang begitu, dan yang dikatakan Sandra tentang dirinya malam itu bahwa Rion hanya ingin ia di sisi tetapi tidak mencintai, itu memang benar. Antara dirinya dan Rion, mereka hanya saling terbiasa, dan itu tidak cukup kuat untuk dijadikan alasan bahwa Rion adalah miliknya—sepenuhnya.

Percintaan panjang nyaris setiap malam, sentuhan lembut yang dia berikan, kata-kata manis yang dia ucapkan, rasanya begitu tulus. Mungkin ... Rion memang benar serius. Hanya saja, dia melakukannya juga pada Sandra. Bedanya, dia menyerukan bahwa dia mencintainya, bukan sekadar menginginkannya. Rion dan Sandra bercinta karena mereka saling cinta, bukan hanya sebagai kebutuhan saja. Dan jelas itu dua hal yang sangat berbeda.

Keduanya juga paham betul, pernikahan ini ada cuma berlandaskan calon bayi yang dikandung. Tidak. Allea tidak berhak sakit hati ketika Rion menjawab jujur pertanyaan Sandra malam itu di taman. Keadaannya memang begitu. Ia sudah tahu dari awal dirinya dan Rion diikatkan secara sah karena janin tak berdosa ini. Allea sudah tahu perasaan Rion terhadap Sandra, dan ia tetap menerimanya. Ia yang egois di sini, memisahkan dua orang yang sedari awal sudah dimaksudkan untuk bersama tanpa peduli seberapa hancur perasaan Sandra. Ia berpura-pura tak peduli, menulikan telinga pada kisah mereka yang harus berakhir secara menyedihkan karena ulahnya.

Kedua kakinya menyusuri lobi Rumah Sakit yang sudah sepi, menanyakan pada perawat yang berjaga letak ruangan operasi yang membawanya masuk ke lantai tiga. Sendirian, ia mencari—hingga tidak lama pandangannya jatuh pada Rion yang sedang mondar-mandir di depan ruangan operasi. Sedang di atas kursi besi, seorang perempuan cantik yang pernah dilihatnya di pesta pertunangan juga ada di sana. Dia salah satu teman Sandra. Allea tersenyum menyapa, dan dia mendelik tak suka, sebelum membuang muka kecut ke arah lain.

Menebalkan hati seperti biasa, Allea mendekati Rion. Lelaki itu mendongak menatapnya, dengan raut yang sudah dihiasi oleh gurat khawatir dan kedua netra yang memerah cemas.

"Allea...," parau, dia menyapa. "Maaf, tadi meninggalkanmu di bawah. Aku sudah menyuruh orang untuk menjemputmu, tapi—"

"Iya, enggak apa-apa. Aku bukan bayi yang perlu dituntun." Allea memotong, tidak memperlihatkan raut getir sama sekali kecuali tersenyum tak mempermasalahkan. "Bagaimana keadaan Kak Sandra?"

"Dia sedang ditangani oleh Tim Dokter, dan dia ... harus segera dioperasi. Sandra kritis. Aku sudah mengurus semuanya tadi." Mata Rion terarah kosong pada pintu Ruang Operasi, dia mengepalkan satu tangannya dengan perasaan berat. "Kaki dan kepalanya mendapatkan luka serius, sehingga memerlukan penanganan cepat. Aku juga sudah menghubungi keluarganya agar segera datang."

Allea mengangguk, senyum tipis tetap menghias bibirnya. "Iya, kak, terima kasih. Kak Sandra juga pasti akan sangat berterima kasih padamu."

Rion menunduk, ia tidak menjawab. Tidak ada lagi yang berbicara, Allea memilih duduk di kursi besi berseberangan dengan teman Sandra yang masih menatap secara sinis dan tak suka. Sementara Rion masih harap-harap cemas di depan pintu, untuk duduk pun dia tak tenang.

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang