Chapter 20

77.9K 8.1K 6.3K
                                    

Haii... mana nih yang masih nunggu? Angkat tangan coba? 🤣 🙌🏻

Mohon koreksi kalau ada typo ya 🙏🏻






Happy Reading





Rion berada di tengah-tengah keluarga Sandra setelah kembali dari taman—berbincang tentang banyak hal yang pertanyaannya dilemparkan oleh mereka. Dengan tenang dan jawaban yang cerdas, Rion akan menyahuti, sambil sesekali menatap arlojinya. Pendidikan yang mumpuni serta pengalaman yang sudah tidak perlu diragukan lagi dalam bidang bisnis maupun bersosialisasi, membuat orang tua maupun anggota keluarga Sandra yang lain semakin takjub akan dirinya. Cara dia berkomunikasi pun sangat dewasa dan pintar. Penilaian penuh kagum tidak hentinya Rion terima dari mereka.

Sebagai sosok yang memiliki jabatan paling krusial di perusahaan besar keluarganya, jelas orang tua Sandra sudah tidak ragu lagi bagaimana cerdasnya sosok Orion. Dia begitu pantas bersanding dengan putri semata wayang mereka. Hardy Salim—selaku Direktur Utama salah satu Rumah Sakit Swasta pun jelas sangat menyetujui hubungan keduanya. Mereka begitu serasi dalam hal apa pun.

Di sampingnya, Sandra masih menggandeng lengan Rion—mendengarkan dengan bangga penjelasan kekasihnya ketika berbicara pada mereka. Parasnya yang hangat dan ramah, membuat semua keluarganya semakin heboh memuji bagaimana sempurnanya ikatan yang terjalin ini.

"Kalian berdua sudah sama-sama dewasa. Tante mendoakan yang terbaik untuk kalian. Lebih cepat, akan lebih baik."

"Terima kasih." Rion tersenyum tipis, sambil melirik Tomy yang tengah berbincang dengan Ayahnya dan sepertinya beliau sudah mulai bersiap-siap pulang.

"Sayang, aku keluar dulu sebentar." Rion berbisik, melepaskan gandengan tangan Sandra dari lengannya. "Nanti aku kembali lagi."

"Mau ke mana?" Sandra menatap Rion, mengernyit samar. "Kamar mandi?"

"Ke mobil dulu, ambil hape yang kubeli minggu lalu itu."

"Oh, hape yang buat Allea ya?" suara Sandra kian memelan.

Rion mengangguk kecil. "Aku akan kembali secepatnya. Dia belum punya hape, pantesan aja kan nggak ngerusuhin newsfeed instagram kita beberapa hari ini."

Rion tahu sekali kalau Allea termasuk orang yang aktif di sana—bahkan sesuatu tidak penting saja sering dia posting. Sehari bisa sampai lima kali, termasuk meme-meme tidak jelas pun akan dikirimnya. Lalu, saling melemparkan komentar receh dengan teman-teman sebayanya. Dan itu nyaris setiap hari!

"Ada sesuatu yang diperlukan?" Natalie bertanya penasaran, melihat Rion dan Sandra saling berbicara pelan.

"Maaf, tante, aku izin keluar dulu sebentar. Kalian lanjut dulu saja ngobrolnya." Rion tersenyum sopan. "Permisi ya."

Natalie saling berpandangan dengan Sandra—tidak terlalu puas akan jawabannya. Dan putrinya langsung menjelaskan sedikit kalau Rion ada perlu sebentar di mobil.

"Be right back," Rion mengecup pelipis Sandra sekilas, lalu berlarian keluar dari gedung menuju parkiran tanpa menunggu jawaban. Masalahnya jika ia tidak cepat-cepat mengambil, takutnya Allea keburu pulang melihat Tomy sudah mulai bersiap-siap.

Dua dus ponsel dengan tipe yang berbeda, diambilnya di jok belakang. Sengaja membeli dua, agar Allea bisa memilih model seperti apa yang dia inginkan.

Sebenarnya, Rion sudah membelikan benda pipih ini dari minggu lalu dengan bantuan sekretarisnya—malam di mana Allea menginap di apartemennya setelah kejadian brutal gadis itu di kafe. Dan satunya lagi pada siang harinya—Rion menyempatkan diri berkunjung ke mall di tengah kesibukan pekerjaan. Ia ingin Allea mendapatkan ponsel yang sesuai dengan seleranya. Tetapi karena masih sedikit kesal dan bingung bagaimana juga cara memberikan, sampai hari ini Rion belum sempat menyerahkannya pada gadis itu. Baru malam ini, agar paling tidak si bawel itu bisa kembali bercicit di sosial media.

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang