Chapter 40

82.3K 10K 9.4K
                                    

Haiii... masih pada bangun? Maaf ya baru sempat update. Tadinya malah mau dihold dulu, karena aku juga lg sibuk banget ngurusin pengiriman PO selama seminggu ini 🤕🤕

Belum sempat edit. Kalau ada typo, mohon koreksinya 🙏🏻

Mulmed: Aku cuma punya Hati - Mytha





Happy Reading



***
Allea tahu saat membuka pintu apartemen, ia akan disambut oleh ruangan temaram sisa semalam. Sendirian, ia masuk ke dalam dengan langkah gontai sepulangnya dari Rumah Sakit. Ia menaiki bus, cukup sulit mencari taksi dan ia pun tidak membawa ponsel untuk memesan secara online. Ia hanya tidak ingin membuat Rion menunggu terlalu lama di dalam mobil sementara lelaki itu sudah begitu panik dan khawatir pada perempuan yang dicintainya semalam—sehingga tidak ada waktu untuk mencari ponsel terlebih dahulu.

Kaki Allea membawanya ke dalam kamar utama yang mereka tempati selama satu bulan lebih pernikahan. Dulu, rasanya bisa melihat ruangan paling pribadi Rion hanya menjadi sebatas harapan. Merasa ketinggian, tetapi Allea tetap berdoa di masa depan Tuhan akan mewujudkan. Dan sekarang, semuanya sudah dikabulkan. Ia bisa berbaring di atas ranjang yang sama, ditemani olehnya pula. Ini sudah sangat baik, paling tidak Allea merasakan segala hal yang ia impikan pernah menjadi nyata. Memiliki Rion, dan menikah dengannya. Dulu, semua itu hanya omong kosong yang orang lain anggap tidak lebih sebagai lelucon. Termasuk Rion—yang selalu mengatakan mereka adalah sebuah ketidakmungkinan. Meski hati Rion memang benar tak pernah tertuju padanya, paling tidak Allea tahu rasanya berpikir dia mencintainya juga.

Semuanya sudah cukup. Allea tidak akan pernah meminta lebih lagi sekarang. Ini lah akhirnya. Ia harus mengembalikan segalanya ke tempat semula. Memuakkan terus menetap dalam kepura-puraan, padahal tahu apa yang terjadi di antara Rion dan Sandra. Bagaimana perasaan keduanya, bagaimana ia menjadi penghalang kisah cinta mereka.

Tangan Allea menarik laci paling bawah nakas tempat tidur, yang dipenuhi oleh foto kebersamaan Sandra dan suaminya. Dua minggu lalu Allea baru menemukan semua benda ini saat ia sedang merapikan tempat tidur. Dan apa yang paling menyedihkan? Allea hanya bisa kembali menyimpan, meski hatinya serasa diperas mengetahui momen keduanya yang begitu intim di sana. Ia tidak mampu memprotes, sebab dari awal keadaan hati Rion sudah diketahuinya.

Allea duduk di atas ranjang, memerhatikan setiap lembar foto itu dengan pandangan hampa. Tersenyum kecil, kini mereka akhirnya kembali menemukan jalan untuk kembali bersama.

Senyum terbingkai lebar, raut semringah menghias paras keduanya. Mereka tampak serasi sekali, seolah diciptakan memang untuk saling memiliki. Sandra yang memeluk tubuh Rion dengan manja, Rion yang merangkum wajah wanitanya dan mencium bibir tipis itu begitu hangat, dan mereka yang terlihat bahagia. Wajar jika semua orang berpikir seorang Allea tidak pantas untuk seorang Rion. Perempuan itu Sandra, dan tidak ada cela sedikit pun untuk membuat Rion secepat itu melupakannya. Dia terlalu sempurna, Allea paham betul ia tidak akan pernah mampu disejajarkan dengannya. Semesta sekalipun pasti tahu siapa yang paling pantas.

Sampai hari ini, Rion tidak pernah membuang semua benda itu. Dia masih menyimpannya, sebab lelaki itu masih sangat mencintai Sandra. Di sini, sekali lagi Allea berpura-pura, seolah tidak mengetahui segala hal tentang Sandra yang masih sangat berarti untuk suaminya.

Allea tidak mempermasalahkan. Toh, dari awal ia sudah tahu. Cepat atau lambat, ia akan melepaskan. Dan sekarang, perlahan semesta memberi jalan untuk Allea berhenti mengejar. Sedih? Tidak. Sakit? Tidak juga. Allea tidak merasakan apa pun. Rasanya biasa saja. Segala jenis sakit dipersilakan untuk menghujamnya, sebab ia benar-benar sudah mati rasa.

Chasing YouWhere stories live. Discover now