Chapter 3

76.8K 6.6K 1.4K
                                    

Hai... nungguin nggak? 🤭🤭 Ini panjang loh, 3500 kata 🙈🙈



Happy Reading


Allea tahu ia bangun terlalu pagi. Tapi, hari ini adalah hari spesial baginya. Karena setelah tiga tahun berjauhan, ia bisa menghirup udara di kota yang sama dengan cinta pertamanya. Yeah, akhirnya...

Orion Raysie Alexander

Entah untuk ke berapa kalinya ia menyebutkan nama lengkap pria yang sebentar lagi berusia dua puluh tiga tahun itu sejak kemarin pagi sampai sekarang bertemu pagi lagi. Jika bisa protes, pasti hati dan otaknya sudah memaki karena terlalu penuh sesak oleh nama yang sama nyaris setiap detik. Bahkan sebelum tidur, ia juga menyempatkan diri untuk bercerita di buku hariannya. Tentang betapa bahagianya kebersamaan mereka, meski di sisi Rion sudah ada si dia. Tidak lupa juga Allea berdoa pada Tuhan, agar jodoh Rion di masa depan hanya dirinya—walau sekarang hatinya tengah berlayar ke mana-mana.

Dengan semangat 45, ia sudah mandi, rapi, dan tentu saja wangi. Jumat ini tanggal merah sehingga sekolahnya pun diliburkan. Harum sabun bayi dan minyak wangi beraroma vanilla memenuhi setiap sudut ruangan kamar yang didominasi warna putih dan biru itu. Ia sudah sangat siap berangkat ke rumah Calon Ibu Mertuanya. Jangan heran bagaimana anak sepuluh tahun tahu tentang itu. Ia sudah harus banyak belajar dan mengerti tentang kehidupan orang dewasa agar bisa menyeimbangkan kehidupan Calonnya di masa depan. Ia sudah tahu susunan-susunan dalam keluarga, karena ia pikir itu perlu agar kelak ia sudah tidak kaku. Benar begitu, kan?

Dan ia bersyukur, Ibu dari Calon Suaminya sangat baik. Seperti semalam saat beliau mengundangnya untuk makan malam di rumahnya nanti—yang ia tawar jadi acara sarapan dan makan malam—meminta dua kali dalam sehari. Tampak tidak punya malu sebenarnya, tapi apa daya, ia tidak tahan untuk mengutarakan keinginannya. Beliau setuju dan tampak tidak keberatan sama sekali. Istri dari salah satu Konglomerat Indonesia itu pun bahkan memperbolehkan ia datang kapan saja. Apalagi setelah diberitahu bahwa Rion juga akan santap pagi di kediaman megah keluarga itu selama berada di Jakarta. Informasi yang sangat menyenangkan. Mungkin beliau juga berada di pihaknya. Siapa tahu, kan?

Sambil bersenandung riang dengan rambut yang diikat dua secara tinggi, Allea menuruni anak tangga. Suasana rumah saat ini sangat sepi. Ayahnya sedang dinas ke luar kota selama satu minggu untuk merawat seorang Pejabat Daerah yang sedang sakit. Dan baru akan pulang untuk menghadiri pernikahan nanti di Bali. Beliau selalu sangat sibuk. Namun, Allea tahu bahwa Ayahnya adalah sosok yang penyayang sekaligus Dokter yang sangat andal. Tanggung jawabnya bukan hanya dirinya seorang. Banyak yang mengaguminya—jika dipikir-pikir persis seperti Calon Suaminya. Dia juga pintar dan hebat.

Suatu saat nanti, pasti Orion Raysie Alex— ... ah, hentikan! Mau berapa kali lagi ia menyebutkan nama panjang itu? Pokoknya Kak Ion-nya akan sekeren itu. Bedanya, Kak Ion-nya lebih tinggi, tampan, dan menawan. Ayahnya juga tampan. Tapi, tetap saja tidak setampan anak bungsu keluarga Xander. Rion memiliki ketampanan yang Paripurna dan tidak terbantahkan. Semakin dewasa, darah campuran khas Asia-Amerika itu terlihat semakin jelas pada parasnya.

Tiba di teras depan, PRT dan pengurus taman yang sedang menyirami tanaman hias di halaman rumah, menghentikan langkahnya yang terentak penuh semangat.

"Loh, Non Allea mau ke mana pagi-pagi begini? Nggak sarapan dulu? Itu Bibi sebentar lagi selesai masak sarapannya."

Sambil tersenyum lebar, Allea menggeleng. Ia kemudian berputar, memperlihatkan penampilannya yang mengenakan kaus putih dan jumpsuit denim pendek. Gayanya cantik dan begitu polos—khas anak remaja pada umumnya. Bahkan Allea memakai bedak tabur bayi saja masih belum rata.

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang