Chapter 32

99.5K 9.3K 4.7K
                                    

Haloo... apa kabar kalian? Ncan balek lageee 💃  Makasih banyak masih setia menunggu kisah ini 💜

Mohon koreksi kalau ada typo atau kalimat rancu 🙏🏻

Mulmed: Terlalu Cinta - Cover





Happy Reading




"Allea, lihat aku. Tolong, katakan sesuatu!" kesalnya, ketika dia terus mengabaikan seolah dirinya tak kasat mata. "Pukul aku, maki aku, daripada diam terus seperti ini dan membuatku kebingungan!"

"Apa yang ingin kamu dengar, Kak?" Allea menggumam, "bukankah katamu memuakkan untuk terus berpura-pura? Dan inilah aku sekarang, semuanya benar-benar sangat melelahkan."

***
"Apa yang harus aku lakukan untuk menebus semuanya?" Rion menyatukan kedua tangan Allea—menggenggamnya—menatap tepat pada kedua netranya yang diselimuti kehampaan. "Katakan, apa yang harus aku lakukan? Semuanya sudah terjadi, Lea. Kita berdua ... kita melakukannya."

Allea mengepalkan tangan, rasa marah dan kecewa tidak lagi mampu disembunyikan. "Hanya kamu, Kak, hanya kamu yang melakukannya. Hanya kamu yang menikmatinya, sementara aku dihancurkan!"

Tergambar begitu jelas dalam kepalanya bagaimana dirinya diluluh-lantakkan. Setiap inci di tubuhnya terasa nyeri, dan Rion tidak juga berhenti. Dia tidak sama sekali mau mengasihani, padahal rintihan permohonan untuk disudahi terus diserukan. "Menjauh dariku. Aku hanya ingin kamu enyah dari hadapanku. Bisakah...?" lanjutnya parau.

Rion menggeleng cepat tanpa pikir panjang. "Kecuali itu. Aku tidak bisa, dan aku tidak akan pernah melakukannya. Jangan meminta hal yang tidak bisa kukabulkan, Allea!" ungkapnya frustasi.

"Kenapa?" suara Allea menyerak, "apa masih belum cukup? Apa masih belum cukup rusak aku bagimu?!" sentaknya, sambil memukul-mukul dada Rion sekuat tenaga. "Apa yang kamu inginkan lagi, Kak?!"

Rion membiarkan Allea memukulinya—histeris—sampai dia kehabisan tenaga, sampai dia cukup puas untuk melampiaskan seluruh emosinya.

Melemah, pukulan keras itu hanya menyisakan entakan demi entakan pelan di dada bidang laki-laki yang dulu begitu dipujanya. "Apa yang kamu inginkan lagi dariku? Apa, Kak...?"

"Mengapa aku harus melepaskanmu setelah kerusakan yang sudah kamu sebabkan di kehidupanku?" Rion menyusurkan tangannya pada helai rambut Allea, turun membelai wajah pucat itu dengan jemarinya. Lembut, hati-hati, seolah dia barang yang teramat rapuh untuk disentuh. "Tidak semudah itu aku akan melepaskanmu. Kamu yang memulai, dan aku yang akan melanjutkan."

Allea menundukkan wajah, ketika rasanya segala hal sudah begitu sulit dibenahi.

"Kita berdua sudah sama-sama merusaknya, Allea, apa yang kamu harapkan?" Rion menyentuh dagu Allea, mendongakkan. "Sandra meninggalkanku, dia membenciku. Dan coba tebak, siapa yang menjadi alasannya?"

Rion mengikiskan jarak di antara tubuh mereka, tatapan itu terlihat sedingin semalam—sedang bibirnya berbisik di telinga Allea dan mengatakan, "It's because of you, Allea. Semuanya gara-gara kamu. Dan jangan pernah mencoba melarikan diri dariku, karena ... kamu milikku sekarang. Hanya milikku, camkan itu!"

Tangan Allea mendingin, Rion terlihat tidak main-main. Ucapan itu terlontar begitu tegas dan tak terbantahkan. Sungguh, ia mulai takut padanya. Kehangatan darinya sudah tidak lagi Allea temukan. Dia teramat dominan dan menyeramkan.

Rion menyematkan kecupan pelan di rahang Allea, dan gadis itu masih membeku di tempatnya tanpa penolakan. "Aku bisa melakukan hal lebih gila dari bayanganmu, dan jangan memaksaku untuk masuk terlalu dalam pada kegelapanku, Allea. Kamu tidak akan berharap melihatnya."

Chasing YouWhere stories live. Discover now