Chapter 8

53.7K 7K 1.5K
                                    

Hai... mana yang selama weekend masuk tim rebahan? 🙌🏻 Samaa kitaa 💃


Mulmed: Tanya Hati - Cover Pasto



Happy Reading


Rion tampak terkejut mendengar informasi yang diberikan Allea tentang hubungannya dengan Kevin. Ia pikir mereka cuma bersahabat, tidak lebih. Sebab, meski Allea tidak pernah mengakui perasaannya secara gamblang—tidak seperti dulu—tetapi terlihat jelas sekali kalau dia menyukainya. Dia masih seagresif saat itu, kadang sering memberinya kode walau tidak Rion anggap serius juga. Itu kenapa ia dan Sandra memutuskan untuk menjalin hubungan diam-diam agar tidak menimbulkan luka terlalu dalam bagi Allea. Mereka bermain aman dan akan mengakuinya secara perlahan ketika dirasa waktunya sudah tepat. Tapi, pada kenyataannya, Allea telah berhubungan juga dengan lelaki lain.

Si agresif dan pecicilan Allea sudah memiliki kekasih. Ini jauh sekali dari bayangannya.

Sudah ia bilang, bukan, kalau perasaan anak SMA tidak mungkin seserius itu. Rion salah jika berpikir Allea menyukai dirinya sebesar omongannya pada waktu dulu—yang mengatakan ingin menikah dan menjadi istrinya di masa depan.

"Kamu nggak pernah bilang kalau dekat sama Kevin," ucap Rion, masih sulit percaya. Dunia pasti sudah tahu bagaimana Allea memperlakukannya. Dan sekarang, secara tiba-tiba dia sudah ada yang punya saja. "Aku pikir kalian cuma dekat sebagai teman. Tarian yang dilakukan di tempat latihan, bukan lagi jadi sesuatu yang tabu buat kalian dong, ya? Secara ... udah pacaran banget."

"Itu juga berlaku pada kalian. Kupikir kalian nggak berpacaran, tapi ternyata udah berhubungan selama dua bulan." Allea tersenyum, berinisiatif melepaskan lebih dulu tangannya dari genggaman erat Rion. "Udah ketahap saling berbagi air liur, masa masih perlu pendekatan?"

Allea yakin, Rion bisa merasakan kalau tangannya gemetar saat menguatkan diri mengungkit apa yang dilihatnya barusan di bangku taman. Jika hati dan otak dia dipakai sedikit saja untuk mengerti dirinya, Rion pasti sadar kalau baik-baik saja yang diperlihatkan ini sungguh tak nyata. Tapi ... tidak. Mereka berdua memang tidak akan repot-repot mau mengerti. Keduanya terlalu sibuk menata cinta mereka, tanpa peduli kalau ada hati yang terluka karenanya.

Rion mengerjap, "Lea, tadi pagi...,"

"Seharusnya Kak Ion nggak perlu berakting seperti tadi pagi. Pura-pura ingin dikenalkan, padahal Kak Sandra sudah jauh lebih mengenal Kak Rion dibanding aku. Iya, kan? Kalian sudah berpacaran, untuk apa minta didekatkan lagi? Masih kurang dekat apa pacaran selama dua bulan ini hingga butuh bantuanku?"

Rion menggeleng, tidak enak hati ketika Allea mulai berbicara panjang lebar perihal permintaannya tadi pagi. "Kak Ion nggak bermaksud untuk membohongi kamu, Lea. Tadinya—"

"Bermaksud, Kak. Jelas Kakak bermaksud melakukan itu," Allea memotong ucapannya, lantas mengibaskan tangan seolah bukan hal besar. "Tapi, nggak apa-apa. It's okay and be happy. Aku sih nggak masalah, ikut senang aja buat kalian. Untuk apa kalian sampe diam-diam pacaran di belakang aku dan mengkhawatirkanku? Loh, emang Kak Ion siapanya Lea? Kan bukan siapa-siapa juga."

Rion diam, benar-benar diam, pun dengan Sandra saat mendengar Allea mengatakannya begitu enteng.

"Kak Ion dan Kak Sandra bebas berhubungan. Lea hidupnya masih sangat panjang. Bocah SMA kayak aku itu masih suka main-main sama cowok. Bosen sama si A, ganti ke si B. Gitu aja terus sampe mampus!" tekannya, sambil diiringi kekehan garing.

Padahal selama belasan tahun, Allea tidak pernah menyukai siapa pun selain Rion. Ia tidak pernah mengagumi pria mana pun selain dia. Ia tidak pernah menaruh rasa sedikit pun pada pria-pria di luaran sana kecuali padanya. Hanya Rion. Sampai detik ini, bahkan ketika dia mengecewakannya sekali lagi. Dan ... sesakit ini.

Chasing YouWhere stories live. Discover now