Chapter 10

71.6K 6.8K 2.2K
                                    

Haloo... update nih. Chapter ini lebih panjang dari biasanya, makanya agak telat 🤭

Btw, coba play lagunya nanti sambil baca. Ini pas banget dengan yang dirasakan Allea 🤧🤧

Mulmed - Menepi (Cover)




Happy Reading




Sudah satu minggu sejak kejadian di rumah. Dan sejak saat itu pula Allea tidak pernah bertemu dengan Rion secara langsung. Lelaki itu beberapa kali terlihat menjemput Sandra di halaman, tapi dia tidak keluar dari mobil. Hanya menjemput wanitanya, setelah itu mereka jalan. Konyolnya, bahkan suara deruan mesin mobilnya saja Allea hapal—walau wajahnya tidak pernah menampakkan diri di depan mata. Ia masih akan berlari ke beranda, untuk sedikit mengintip dari balik tirai. Ia masih akan memerhatikan foto wajahnya di balik pintu, meski sakit hati lah yang datang pada akhirnya.

Rion adalah kekasih sepupumu. Rion sudah bukan lagi calon masa depanmu.

Kalimat itu yang selalu diserukan dalam hati agar ia berhenti menyakiti diri sendiri. Toh, selama ini berjuangnya memang tidak pernah sama sekali dihargai. Dari dulu, Rion cuma menganggap dirinya sebagai adik kecil. Atau barangkali, ia juga seperti parasit yang selalu menempel. Dan saat ia menghindar, jelas dia tidak merasa kehilangan.

Namun, hari ini, Allea merindukan Rion. Sangat. Ia tidak pernah mengirimkan satu pun pesan, dan Rion jelas tidak mungkin melakukannya duluan. Memangnya ia sepenting apa? Belasan tahun mencintainya, ia pikir akan mudah bersikap baik-baik saja. Belasan tahun menjadikan dia sosok Cinta Pertama, nama dia seolah telah melekat sempurna di hatinya. Tapi, sekali lagi, kenyataan memang begitu brengsek memperlakukan Allea. Rion lebih memilih perempuan lain—yang bahkan tidak perlu berjuang begitu keras hanya untuk bisa bersama dengannya.

Tidak adil. Tapi, mau bagaimana lagi? Tidak ada cinta yang bisa dipaksakan. Meski sakit, balik lagi pada fakta, bahwa perasaannya bukanlah urusan mereka. Tugasnya di sini, hanya bisa mencintai. Atau, memilih menepi. Terdengar sederhana, iya, bagi mereka yang tidak pernah mencintai seseorang begitu besarnya. Mudah—kata mereka yang tidak pernah merasakan bagaimana indahnya membayangkan hidup bersama lelaki yang dikagumi lebih dari setengah masa hidupnya di dunia.

Tidak ada yang mudah dari melupakan. Tidak ada yang mudah dari berusaha mengikhlaskan. Dan tidak ada yang mudah, untuk perlahan memunggungi dan mengalami bagaimana rasanya berantakan.

Duduk di tepi ranjang, Allea menatap nyeri foto yang ada di ponselnya. Sandra memposting kebersamaan mereka—terlihat serasi dengan berbagai komentar yang ada di dalamnya. Sempurna. Semua orang berkata begitu. Lalu, ia harus mengatakan apa? Rasanya memalukan jika ia memaki keduanya hanya karena cintanya tak kesampaian. Kemudian, ia kembali dijadikan bahan tertawaan?

Allea itu siapa? Allea itu kelebihannya apa? Kecuali menari dan dipanggil cacing saking kurus dan pecicilan, gadis itu cuma anak biasa yang tidak berguna. Nilai di sekolahnya tidak pernah bagus. Boro-boro bisa bermimpi bisa jadi seorang Dokter dan menyaingi Sandra, menaikkan nilai raport sendiri di SMA-nya saja ia tidak bisa. Semua anggota keluarga menyayangkan bagaimana ia melakukan banyak hal tidak berguna selama ini. Termasuk Ibu dari Sandra yang selalu membandingkan keduanya dalam Group Keluarga. Tanpa mereka mau peduli, bahwa menari membuatnya merasa sembuh. Tidak ada yang mau tahu, kalau menari membuat definisi 'sepi' tidak lagi memiliki harga diri.

Jika ia tidak menari, ia akan melakukan apa? Ia memang tidak bisa apa-apa. Semuanya serba cukup. Tidak ada salahnya, bukan, ia bertahan hidup dengan caranya sendiri? Jika tidak peduli, paling tidak jangan melukai. Hal semudah itu, mengapa mereka tidak bisa melakukannya?

Kembali pada foto yang sekarang diposting Sandra, keduanya terlihat bahagia. Ada nama Rion_Axander di kolom komentar, dia mengirimkan tanda love, tanpa kalimat apa-apa. Pengikut Sandra saling bersahutan membalas—betapa manisnya hubungan mereka. Yah ... begitu manis.

Chasing Youजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें