Chapter 5

66.7K 6.2K 909
                                    

Hai 🤗🤗 Maaf ya baru bisa update. Akhir-akhir kemaren mood nulisku lagi kurang bagus 😂

Mohon koreksinya kalau ada typo atau kalimat rancu 🙏🏻

Mulmed: Pura-pura lupa - Mahen

Btw, mulmed ini dari awal memang jadi tema cerita ini banget. Kl kalian follow ig aku, aku udah pernah share dari dua bulan lalu kalau feelnya kurang lebih persis seperti lagu ini 🤭


Happy Reading

Dengan langkah gontai, Allea memasuki kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Dengan langkah gontai, Allea memasuki kelas. Ia tidak melihat ke arah mana pun karena tiba-tiba mood-nya berubah mendung kontras dengan keadaan kelas duabelas yang begitu rusuh.

"Eh, diem-diem bae," sapa Inggrid riang—teman sebangku sekaligus teman sejak SMP Allea—yang tadinya tengah bergosip dengan teman lain. "Lo kalau udah ada progress, masa nggak bilang-bilang sih? Gila banget, gue sampe jerit histeris tadi lihat kalian di depan gerbang. Orion seganteng itu ya, padahal dari jarak sejauh ini gue lihatnya. Nggak ngerti lagi sama gen keluarga Xanders!"

Allea yang seperti kehilangan semangat hidup, menoleh lesu. "Maksud lo?"

Kepala Allea ditoyor, sambil mendecak gemas. "I know what you did there, Hon. Gimana bisa lo rahasiain berita menggemparkan itu dari gue? Nggak asik lo. Katanya temen!"

"Oh, lo lihat," diiringi embusan napas pelan—paham betul maksudnya.

"Lo kenapa sih malah kelihatan kayak orang kurang darah? Cinta mati lo udah kiss-kiss jidat gitu, dan ini ekspresi orang jatuh cinta?"

Andaikan Rion tidak menanyakan tentang perempuan lain dan kecupan kening itu bukan tanda terima kasih, pasti rasanya Allea seperti akan mati karena terlalu kesenangan. Sayangnya, mimpi itu mengapa terasa ketinggian sekarang?

"Kenapa? Lo kalau lagi mikir gini kelihatan banget begonya, Lea. Mending ekspresi lo dibuat biasa aja."

Allea menegakkan duduknya, memegang bahu Inggrid dan menatapnya serius. "Grit, gue mau tanya,"

Inggrid kontan mengangguk-angguk antusias. "Kenapa ... kenapa?! Dia ngajakin lo ML? Terima lah. Kapan lagi bisa mendesah di bawah cowok seganteng dia. Di dunia—"

Allea langsung membekap mulut kotor temannya. "Lo punya masalah hidup apasih? Gue nggak ngerti otak lo itu kenapa!"

"Wepasin," Allea melepaskan, dan Inggrid mendengkus sebal. "Ya udah, kenapa? Gue kalau lihat yang bening-bening gitu bawaannya pengin khilaf—berasa setan banget."

Giliran Allea yang menoyor kepala Inggrid. Gadis berkulit sawo matang dengan rambut keriting sebahu itu padahal tidak berbeda jauh dengan dirinya. Hanya mulutnya saja yang kotor. Padahal dia tidak tahu apa-apa. Pacaran saja belum pernah.

Chasing YouWhere stories live. Discover now