Chapter 26

81.1K 9.7K 6.4K
                                    

Haii... ada yang masih setia nunggu? Mana absen sini? 🙌🏻🙌🏻

Mohon koreksinya kalau ada typo 🙏🏻 Baru selesai bangett!

4200 kata, cukup panjang untuk mengobati rasa rindu ya ;)



Happy Reading




***
Tepukkan tangan menggema, seraya menyerukkan dengan semangat penampilan Allea dan teman-temannya yang begitu menghibur di antara kemeriahan pesta. Beberapa dari tamu bahkan mengabadikan momen mereka saking terpana dengan tarian sensualnya—yang kebanyakan didominasi oleh pria.

Mereka mulai bertanya-tanya, siapa penari seksi yang ada di atas sana? Sedang para perempuan menatap cemburu pada Allea yang menyita perhatian pasangannya.

"Apa dia artis?"

"Bukan. Sepertinya tamu bayaran saja dari Oliv. Aku tidak pernah melihatnya juga di majalah mana pun."

"Dia sangat seksi saat menari, dan dia bisa sangat menjual kalau dikembangkan lagi bakatnya. Aku bisa pastikan itu."

Bisikan yang serupa—nyaris dari semua bibir para tamu lelaki dewasa seumuran Rion. Sebab di sana, memang benar-benar area yang diperuntukkan bagi mereka. Tidak ada anak kecil. Hanya geng Allea saja yang paling muda—ada sekitar dua puluhan anak, termasuk Allea dan London. Berisiknya minta ampun, berkerumun di depan lantai panggung dengan dua tangan yang masing-masing memegang piring makanan. Ketenangan memudar, dipenuhi oleh cicitan khas remaja pada umumnya.

"Bagaimana berkenalan dengan wanita bergaun merah itu secara pribadi?"

"Eyy... yang benar saja,"

Mereka tertawa kecil, masih menatap Allea yang baru dilepaskan dari pelukan London. Keduanya tampak berbincang, diikuti tangan Allea yang terangkat tinggi untuk membenarkan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan—membuat bibir mereka tersenyum penuh arti sambil mengangguk-angguk. Bibir Allea yang bagian bawahnya terlihat tebal dengan belahan di tengahnya, kian membuat pancaran seksi pada dirinya terlihat jelas. Merenggang, dan berwana merah muda. Tidak sama sekali terlihat seperti anak usia belasan tahun, dan tidak akan pernah ada yang menyangka juga.

"Uh, seksi banget!"

"Dia masih delapan belas tahun. Sebaiknya enyahkan pikiran kotor kalian darinya!" timpal Rion tegas, sengaja mendekati mereka dengan pandangan yang tak terlepas dari Allea ketika cicitan senonoh mereka sedari tadi paling rusuh terdengar.

Enyahkan pikiran kotor kalian...

...sedang otaknya sendiri sekarang dipenuhi tumpukan sampah!

"Oh, Anda mengenalnya?" mereka cukup terkejut. "Dia terlihat jauh lebih dewasa dari usianya."

"Sebenarnya, delapan belas tahun sudah masuk usia legal—saya tidak berpikir ini akan jadi masalah."

Rion langsung menoleh, menatap tajam lelaki yang baru saja menyahuti santai. Ingin sekali menghajarnya, jika tidak ingat kalau mereka masih berada di keramaian. "Dia masih SMA. Apa Anda sudah gila?!"

"Pak, zaman sekarang banyak anak SMA yang berkencan dengan pria seusia kita. Bahkan banyak yang lebih tua dari kita. Saya juga tidak pernah berkencan dengan gadis semuda dia, but, why not? Sepertinya ini akan menyenangkan. Dicoba dulu, tidak ada salahnya."

Mereka tertawa renyah, niatnya hanya bergurau, kecuali saat melihat tatapan Rion yang kian menghunus dengan garis rahang yang kian mengetat—penuh amarah.

"Apa kita perlu membicarakan ini di luar gedung?" rendah, Rion mengancam. "Should we?"

"Maaf, Pak, kami tidak berniat menertawakan Anda. Hanya saja, perempuan itu memiliki karisma yang luar biasa saat di atas lantai dansa. Menyenangkan sekali untuk dilihat. Dan teman kami tertarik padanya."

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang