Completed| Belum revisi!
Note: Baca selagi cerita masih utuh dan tidak diunpublish!
!Mature content!
Hell Angels Series #2
"Cinta bukan hanya tentang pengorbanan. Tapi juga tentang mengikhlaskan."
Alberto Serrano. Pria dengan berjuta wanita. Namun...
'Pergilah. Percuma jika aku tidak mengizinkanmu, bukan pada akhirnya kau akan tetap pergi? Aku mempercayaimu kalau kau akan baik-baik saja.' ____________________
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
09:00 PM
Albert, Theo, Carla, dan beberapa anggota HA yang lain mulai melangkah masuk ke dalam pesawat pribadi milik HellAngels. Mereka semua sudah siap meninggalkan NewYork untuk menuju Pakistan.
Di saat Carla dan Theo sibuk dengan laptop khusus, lalu anggota HA yang disibukan dengan mempersiapkan senjata, namun berbeda dengan Albert. Pria itu tidak sesibuk yang lain. Albert malah asik dengan game teka teki silang yang tersedia di surat kabar.
"Piranti komputer untuk menyimpan data. Pertanyaan mendatar," ucap Albert yang sedang membaca soal dari teka teki silang. Pensil yang ada di tangannya ia ketuk ketuan ke keningnya. Albert beusaha berpikir untuk menemukan jawaban dari pertanyan itu.
"Memori," jawab Carla. Mendengar itu, membuat Albert mengalihkan pandangannya ke arah Carla yang sedang sibuk dengan laptop. Bahkan fokus mata wanita itu tidak henti hentinya menatap layar laptop.
"Memori? Terlalu sedikit untuk mengisi kolom jawaban," protes Albert.
"Computer storage," ralat Carla yang langsung diangguki oleh Albert. Tangan kekar pria itu menulis huruf ke satu persatu kolom kotak. Albert tersenyum bangga saat huruf-huruf yang harus ditulis ternyata cukup pada kolom kotak.
"Orang yang ahli tentang tindakan kriminal. Sepuluh huruf, dan diakhiri huruf G," ujar Albert kembali membacakan soal teka teki silang. Tidak ada yang menjawab seperti pertanyaan sebelumnya. Albert semakin mengerutkan keningnya kebingungan.
