Chapter 55 | We Aren't Perfect

87 5 0
                                    

~Hurts So Good~

Astrid S

.

.

.

'Everything is not fine! Everything is fucked up!'
_____________________

'Everything is not fine! Everything is fucked up!'_____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau tinggal menarik pelatuknya. Pistol ini sudah siap," ucap Axton dan memberikannya kepada Athena. Athena menerima walau tidak ingin. Setelah Athena menerima pistol tersebut, Axton segera menganntarkan Athena ke rumah Albert untuk membunuh pria itu. "Ini tidak akan sulit, Athena. Jika kau ingin semuanya berjalan lancar, maka langsung tembak di kepalanya!" ujar Axton memberi tahu.

Begitu banyak dorongan dalam diri Athena untuk menembak Axton dengan pistol yang tadi pria itu berikan. Bukannya tidak ingin, tapi Athena tidak bisa. Memegang pistol saja sudah membuat tangannya gemetar. Bagaimana jika nanti ia gagal membenuh pria yang sedang bersamanya ini? Apa Axton tidak akan melakukan suatu hal untuk membalasnya? Athena tidak yakin. Athena bukan seperti Auristela si wanita pemberani. Athena masih mengingat bagaimana Auristela menghajar pria yang berani macam-macam. Bahkan pada saat itu ia hanya berteriak tanpa membantu. Athena bukan Auristela yang bisa melawan. Athena hanya wanita manja yang bergantung dengan seseorang, dan pastinya lemah.

"Jangan berani menodongkan pistol itu padaku, Athena. Aku tahu apa yang kau pikirkan. Jika kau menembakku, dan aku mati, maka Daddy tercintamu juga akan mati. Aku tidak bodoh. Aku sudah merancang dan memastikan kalau semuanya akan berjalan lancar," ucap Axton sadar dengan apa yang Athena pikirkan.

"Gunakan earpiece ini. Aku akan bicara lewat ini nantinya," ucap Axton dan menyerahkan earpiece kepada Athena. "Ingat, Athena. Bunuh dia atau aku yang membunuhnya!" ujar Axton kembali memperingati Athena.

"Kenapa kau tidak membunuhku saja?" heran Athena. Athena jadi berpikir untuk mengakhiri dirinya sendiri. Ia muak dengan semua ini. Axton membuatnya menjadi orang jahat. Apa pria itu menginginkan ia menjadi orang jahat?! Pria sialan!

"Albertmu tidak sebaik yang kau bayangkan, Athena. Dia kotor," kata Axton memberi tahu Athena. "Bunuh dia agar dunia damai!" lanjut Axton, lalu menepikan mobilnya. Matanya memerintahkan agar Athena turun dan segera menyelesaikan perintah.

"Athena?" Lamunan Athena buyar akibat panggilan dari Amber. Sudah dua hari Athena enggan untuk keluar kamar. Athena juga banyak diam. Bahkan El Diablo sekali pun tidak bisa membuat Athena tersenyum walau tipis. Amber hanya bisa pasrah. Keputusan yang ada di kepalaya masih ia pikir-pikir. Bagaimana pun, Amber harus siap, lalu setelah itu memberi tahu Athena.

"Ayo sarapan dulu. Walau sudah lewat untuk sarapan, tapi setidaknya makanlah," pinta Amber sembari membawa nampan yang di atasnya ada beberapa makanan dan segelas air. Athena menggelengkan kepalanya menolak untuk memakan makanan yang Amber bawa. "Athena.... makanlah walau sedikit. Wajahmu pucat, tubuhmu juga terlihat mengurus. Ini tidak bagus untuk kesahatanmu sayang. Ma—"

Dangerous Love | COMPLETEDWhere stories live. Discover now