Chapter 56 | We Just Hurt Each Other

80 6 0
                                    

~Here's Your Perfect~

Jamie Miller

.

.

.

'Ini akan menyakitkan, tapi aku menyalahkan diriku terlebih dahulu karena aku mengabaikan kebeneran yang sebenarnya. Dimabuk cinta, pikiranku tak melupakanmu. Hingga aku tersadar kalau kau tidak mungkin merasakan suatu hal yang aku rasakan padamu.'
____________________

'____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak, Albert. Kita tidak bisa."

Albert terdiam. Memandang pasrah wajah Athena. Tidak ada lagi kata yang bisa menggambarkan kondisinya saat ini. Albert sudah bingung ingin berucap apa agar bisa membuat Athena tetap bersamanya. Apakah ini saatnya untuk merelakan, lalu melupakan Athena? Tetapi rasanya begitu berat. Albert tidak bisa.

"Memangnya kenapa kita tidak bisa bersama? Kenapa kita tidak bisa?" ucap Albert bertanya-tanya. Athena terdiam membisu. Pikirannya memikirkan hal yang tepat untuk menjawab pertanyaan Albert. Grace benar. Athena memang harus menjauh dari Albert agar pria itu tidak kembali terluka. Jika ia dan Albert menjauh, maka semua akan aman. Axton tidak lagi bisa mengancamnya. Dan bukankah Axton mengetahui siapa itu Albert? Jika Athena memaksa terus bersama dengan Albert, maka Axton bisa saja menarik Albert dalam masalah hukum, atau bahkan bisa membahayakan Albert melebihi terikat dalam hukum.

Walau ragu, Athena sudah memutuskan untuk menjauh dari Albert. Dan cara yang benar-benar berhasil melepas pria itu adalah melepasnya secara tidak baik. Jika Athena ingin melepas Albert secara baik-baik, maka itu tidak akan berhasil. Albert selalu mempunyai cara untuk membuat Athena kembali. Maka dari itu, Athena harus melepas Albert secara tidak baik agar bisa benar-benar berakhir. Ini demi kebaikan keduanya bukan? Walau menyakitkan, setidaknya keduanya akan tetap baik-baik saja.

"Karena kita tidak ditakdirkan untuk bersama," balas Athena. Ucapan Athena mengglitik perut Albert, hingga membuat pria itu tertawa. Itu bukan tawa kebahagiaan, tapi melainkan tawa kesengsaraan. "Kita tidak baik, Albert. Hubungan ini tidak akan berhasil. Kau dan aku berbeda bagai langit dan bumi. Kita sulit bersatu bagai air dan minyak. Kita ini konstan bagai hitam putih pada papan catur. Intinya kita memang tidak ditakdirkan," lanjut Athena.

"Kau melebihi Tuhan, Athena. Tuhan belum menyatakan kita tidak ditakdirkan. Bukan kita yang tidak ditakdirkan, tapi kau yang mudah menyerah. Kau tidak ingin berjuang. Kau menyerah begitu saja tanpa perlawanan. Kau yang ragu pada hubungan ini!" kesal Albert. Takut emosinya tidak terkontrol, Albert menarik napasnya dalam. "Percaya padaku. Percaya pada hubungan ini, Athena. Kita bisa berjuang bersama. Jika hanya aku yang mempertahankan dan berjuang, maka itu tidak akan berhasil," lanjut Albert pelan.

"Situasinya tidak mudah, Albert. Ini berat! Lagi pula kau dan aku itu tidak cocok. Ka—" Albert langsung memotong ucapan Athena cepat.

"Apa maksudmu? Apanya yang tidak cocok? Persetanan dengan cocok atau tidak! Itu tidak penting, Athena! Yang penting adalah kita saling mencintai!" potong Albert.

Dangerous Love | COMPLETEDWhere stories live. Discover now