Chapter 14 | She Does Not Knows

97 8 0
                                    

~Fight Song~

Rachel Platten

.

.

.

'Sangat menyakitkan rasanya jika harus menyadarkan diri sendiri kalau baru saja sesuatu yang dimiliki direnggut.'
___________________

"Kita tidak akan bisa melawan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita tidak akan bisa melawan mereka. Jumlah kita sangat sedikit dibandingkan dengan para Ephesus!" ucap Carla yang sedang berlindung di balik reruntuhan bangunan. Mata coklatnya tidak melihat sosok Albert. Carla tidak tahu ke mana pria itu pergi.

"Apa yang harus kita lakukan, Theo?" tanya Carla pada Theo yang ada di sampingnya. Baik Theo maupun Carla, keduanya sama-sama sedang mengatur napas karena lelah menghadapi para Ephesus.

"Ruangan ini terhubung dengan ruangan senjata bukan?" tanya Theo.

"Iya," jawab Carla.

"Aku yakin ada senjata yang bisa meledakan bangunan ini, sehingga kita bisa memanfaatkannya untuk menyelamatkan diri," ujar Theo.

"Kau yakin ledakannya tidak akan mencelakai kita? Bagaimana jika kita ikut terkena ledakan itu?" tanya Carla memastikan agar Theo tidak salah mengambil keputusan.

"Kalian cukup berjaga jarak. Jangan mendekat dan hindari ruangan yang nantinya akan aku ledakan," ucap Theo memberi tahu Carla.

"Lalu bagaimana denganmu? Jika kau yang meledakan bangunannya, lalu bagaimana kau bisa selamat? Jangan mengambil langkah bodoh, Theo!" omel Carla. Carla tidak rela jika Theo harus meninggalkannya. Meninggalkannya untuk selama lamanya. Tanpa Theo, Carla tidak bisa melakukan apa pun.

"Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku berjanji!" Mata Theo menatap mata Carla penuh keseriusan. Mata itu seperti memberitahu Carla kalau ia tidak akan melanggar janjinya. Theo akan menepati janjinya untuk tetap bersama Carla.

"Kita akan pergi bersama ke Colombia. Aku janji!" ujar Theo, lalu langsung berlari menuju ruangan yang nantinya akan ia ledakan. Carla yang melihat itu hanya bisa berpasrah diri. Ia yakin kalau Theo akan menepati janjinya. Theo tidak pernah melanggar janji yang telah dibuat olehnya.

"Theo.... You promised to me," ujar Carla pelan. Bahkan suaranya lebih cocok disebut seperti bisikan. Matanya masih terus terpaku melihat ke bawah, tepatnya pada bangunan yang hancur dan terbakar. Carla masih berharap kalau Theo bisa menyelamatkan diri.

'Carla, bersiap! Aku sudah mengambil alih ruang penyimpanan senjata.'

'Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu.'

Dangerous Love | COMPLETEDWhere stories live. Discover now