7

1.7K 232 84
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

***

Hanya suara dentingan alat makan yang saling beradu terdengar di ruangan itu.

Viana melirik Noe dan Samuel bergantian. Kenapa mereka terlihat canggung sekali? Apa terjadi sesuatu tadi?

"Nak Sam," panggil Viana lembut.

Noe melirik Mamanya, sedari tadi, Mamanya selalu berbicara lembut pada Samuel.

"Iya Tante," jawab Samuel.

"Seperti apa tipe idaman cewek yang kamu suka?"

"Uhuk!" Noe dan Samuel tersendat bersamaan.

Noe melirik Mamanya dengan tajam, apa-apaan pertanyaannya tadi?

"Kok nggak di jawab? Tante nanya loh," ucap Viana.

"Maksud Mama apa, nanya gitu?" tanya Noe sinis.

"Mamanya cuman nanya," jawab Viana sewot. "Jadi, nak Sam?"

Samuel berdehem, lalu melirik Noe dan menatap Viana. "Tipe cewek idaman saya sih, nggak perlu sempurna. Cukup dia mencintai dan menerima saya dan keluarga saya."

Viana mangut-mangut.

"Ngapain Mama nanya gitu, sih?" Noe kembali bertanya.

"Mama kan, cuman nanya Noe sayang. Mungkin ada, anak gadis Mama yang sesuai dengan tipe idaman Pak Samuel." Viana tersenyum, lalu kembali makan. Sementara Noe sudah melotot menatap Mamanya.

Anak gadis? Perasaan Noe itu anak semata wayang. "Mama punya anak dari selingkuhan Mama, ya?" tanya Noe memicingkan mata.

"Makan! Jangan nanya yang aneh-aneh! Kalau nggak habis, Mama sita semua barang berharga kamu!" Ancam Viana sambil menunjuk Noe dengan garpu.

Noe cemberut, mengembungkan pipinya, lalu kembali makan.

Samuel tersenyum tipis melihat wajah Noe yang cemberut.

Setelah makan, Samuel langsung pamit untuk pulang. Viana dan Noe mengantar cowok itu sampai di teras. Sebenarnya Noe ingin langsung masuk kamarnya saat selesai makan, namun Viana yang memaksanya untuk ikut mengantar Samuel sampai teras.

"Hati-hati ya, nak Sam," ucap Viana tersenyum.

"Iya Tante. Makasih atas makanannya, maaf loh ngerepotin Tante." Samuel menggaruk belakang kepalanya.

"Nggak ngerepotin sama sekali kok." Viana tertawa kecil.

Samuel melirik Noe yang bersandar di pintu. Gadis cantik itu memasang muka malas, mungkin karena dipaksa Mamanya untuk ikut mengantarnya.

"Saya pulang dulu ya, Noe."

"Iya ... kalau perlu nggak usah datang lagi," ucap Noe malas.

"Ngomong apa kamu!" Viana mencubit pipi Noe. "Hahaha ... sering-sering ke sini nak Sam. Pintu rumah kami selalu terbuka buat kamu."

"Mama apaan, sih?" Noe memegang pipinya yang sakit karena dicubit sang Mama.

Samuel tersenyum, lalu menjawab, "Pasti kok Tante."

Noe melotot menatap Samuel, ditambah cowok itu melangkah mendekatinya, lalu mengelus lembut pundak kepalanya.

"Belajar yang rajin, Noe." Samuel tersenyum, lalu melangkah menuju pintu gerbang.

Sedangkan Noe diam membatu. Aliran darahnya seakan tersumbat tadi. Tiba-tiba saja dia merasakan perasaan yang aneh dalam dirinya. Tapi ... apa?

Viana menyenggol lengan putrinya. "Sana, antar sampai pintu gerbang."

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now