35

1K 96 12
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

Dea mencolek pinggul Noe. "Tuh, calon suami lo," bisik Dea saat melihat Samuel memasuki kantin.

Noe dengan cepat menoleh, mengedarkan pandangannya mencari sosok pemuda tampan yang menolongnya kemarin. Dia tersenyum melihat Samuel. "Gue pikir dia nggak bakal ke sekolah hari ini."

"Kok muka Pak Samuel babak belur gitu?" tanya Zizi.

"Habis berantem?" Remi menoleh pada Noe.

"Biasalah, habis nolongin calon istri." Noe tersenyum pada teman-temannya, lalu berlari menghampiri Samuel.

Baru saja ingin menyapa Samuel, Noe berhenti ketika melihat seorang gadis menarik tangan Samuel.

"Sam, kamu belum jawab pertanyaan aku," ucap Helena. Dia menatap wajah Samuel dengan khawatir. "Kamu berantem sama siapa?"

Samuel melepaskan tangan Helena dengan kasar. "Ngapain sih, lo pegang-pegang gue!"

"Sam ... aku khawatir sama kamu ..." ucap Helena lembut, tangannya bergerak memegang wajah Samuel.

Noe memegang dadanya yang sesak dan panas. "Jadi, kayak gini rasanya cemburu," gumam Noe. 

"Cuit, ciut!!"

"Cieee Bu Helena!!! Pak Samuel!!!"

"Ehekm!! Ehekm ..."

Para siswa-siswi yang berada di kantin menyoraki Samuel dan Helena.

"Hargain kita yang jomblo dong, pak, bu!!" teriak salah satu siswa.

Samuel mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin. Pandangannya berhenti pada seorang gadis yang tidak jauh darinya. Hanya berjarak 3 meter. Gadis itu tersenyum tipis pada Samuel.

"Noe?"

Helena menoleh pada Noe. Dia tersenyum miring sambil mengaitkan lengannya ke leher Samuel.

"Bitch." Noe berdecih, lalu membuang muka. Dia membalikkan badannya ke teman-temannya. "Kampret," ucap Noe kesal melihat teman-temannya menertawakan dirinya. Noe semakin kesal, dengan Dea yang menjulurkan lidah padanya.

"Aduuh ... kok tiba-tiba panas, ya ..." Fera mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya, sambil melirik Noe.

"Nggak tau, nih. Tiba-tiba panas."

"Panas ... panas banget ..."

Teman-teman Fera juga ikut-ikutan menyindir Noe.

Noe menatap mereka dengan tajam. "Gue tandain muka kalian. Lihat aja, gue tunggu kalian di gang."

Noe mendengus, dia memilih keluar dari kantin. Berlama-lama di dalam kantin dan melihat Samuel bermesraan dengan Helena rasanya akan membuat dirinya meledak. Dia ... memang sangat panas sekarang.

"No-"

Samuel ingin mengejar Noe, tapi tangannya dicekal oleh Helena.

"Biarin aja dia, Sam," ucap Helena lembut. "Kenapa sih, lo suka sama bocah kayak dia? Dia masih belia, nggak ngerti gimana caranya ngurus kamu nanti, Sam."

"Lo pikir Noe anak kemarin sore? Gue yakin, dia bisa ngurus gue ke depannya." Samuel melepaskan tangan Helena, lalu mendorong gadis itu menjauh darinya. Samuel berlari mengejar Noe.



"Iiih ... kampret banget sih! Dasar cabe! Bubuk rangginang!!" kesal Noe sambil berjalan di koridor. Sepanjang perjalanan, dia terus mengucapkan sumpah serapah untuk Helena. "Pak Samuel juga, kenapa nggak dorong Bu Helena, sih? Ck! Mau-mau aja di pegang tangannya sama mantan. Awas aja kalau dia masih cinta sama Bu Helena, gue bakal ajakin semua mantan gue balikan! Gue bakal buat pesta selama sebulan!!"

Just Kidding Sir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang