23

1K 113 32
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"Kamu bisa, kan jadi guru privat Noe?" tanya Viana pada seseorang yang dia telpon.

"Ujian kan, tinggal beberapa bulan lagi. Tante takut, Noe mati kutu nanti, karena nggak bisa ngerjain soalnya," ucap Viana. "Hohoho ... Tante tau, Noe anaknya pintar. Cuman, Tante pengen dia lebih pintar lagi." Viana tertawa renyah.

Rendra yang sedang membaca koran merasa terganggu dengan suara tertawa istrinya. Siapa yang dia telpon di pagi buta ini?

Noe yang masih menggunakan piyama menuruni tangga, lalu duduk di samping Papanya.

"Pagi Pa!" sapa Noe, sambil mengambil biskuit di samping kopi Rendra.

"Pagi sayangku." Rendra mencium kening Noe. "Gimana tidurnya?"

"Nyenyak," jawab Noe singkat. Dia beralih menatap Mamanya, yang tertawa. "Mama telponan sama siapa?"

"Selingkuhannya kali." Rendra kembali membaca korannya.

"Serius? Wah, padahal Papa ganteng banget. Kok bisa Mama selingkuh?"

"Biasalah. Perempuan kalau ketemu yang lebih ganteng dari yang ganteng, langsung suka," jawab Rendra sedikit datar.

Noe menepuk-nepuk pundak Papanya. "Semangat Pa! Janda di komplek sebelah banyak kok."

Rendra mengangguk. "Nanti sore nemanin Papa ya, lari di komplek sebelah. Sekalian caper," ucap Rendra.

"Siap Yang Mulia Raja!" ucap Noe sambil hormat.

"Ehekm!" Viana berdehem keras. Menatap suami dan anaknya dengan tajam. "Jangan macam-macam, atau kepala kalian jadi pajangan di dinding."

Noe dan Rendra meneguk saliva mereka bersamaan. Rendra berdiri, lalu menarik tangan putrinya.

"Yuk, bantu Papa buat sarapan."

Noe mengangguk. "Okay Pa."

Viana melirik Rendra dan Noe yang berjalan menuju dapur. "Meresahkan," gumam Viana.

"Halo Tante."

"Eh, iya. Sorry ya, tadi ada dua serangga minta di goreng," ucap Viana.

"Oh gitu. Saya siap kok, jadi guru privat Noe."

"Alhamdulillah ... jadi, nanti sore langsung ke rumah, ya."

"Eh, nanti sore?"

"Lebih cepat kan, lebih baik."

"Baiklah Tante. Kalau gitu, saya tutup dulu telponnya."

"Ah, iya. Tante titip salam ya, buat Egy dan Kirana." Viana menutup telponnya.

Di dapur Noe sedang berperang melawan percikan minyak. Dia sedang menggoreng ikan. Sementara Rendra sibuk menggoreng nasi.

"Sayang, tolong ambilin kecapnya," ucap Rendra pada Noe.

Noe mengambil botol kecap yang ada di samping kompornya, lalu memberikannya kepada Rendra.

"Oh iya, Papa kok nggak ke Thailand lagi?" tanya Noe.

"Kenapa emangnya? Nggak suka, Papa lama-lama di rumah?"

"Astaga ... bukan gitu maksud Noe, Pa. Papa udah hampir 1 minggu di sini. Biasanya juga, 3 sampai 5 hari aja Papa di rumah."

Rendra mematikan kompornya, lalu mencicipi nasi gorengnya. "Enak." Setelah itu, Rendra membuka kulkas dan mengambil beberapa sayuran.

Just Kidding Sir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang